Suhu di ruangan itu tiba-tiba saja terasa dingin. Bulu kuduk Dio berdiri saat ia menatap mata dingin Aiden. Tanpa sadar ia menundukkan kepalanya dengan perasaan bersalah. Ia tidak berani berkata apa-apa lagi.
"Dio, besok pagi mungkin semua orang di sekitar perumahan ini akan menemukanmu sudah mati karena keracunan alkohol di pinggir jalan," kata Aiden dengan dingin.
"Apakah kamu mengancamku karena aku mengatakan yang sebenarnya?" Dio menatap Anya dengan panik dan memohon bantuan, "Anya, kamu harus membantuku. Aku tidak mau mati!"
"Jika kamu tidak mengatakan yang sebenarnya, sepertinya kamu tidak akan sempat untuk memesan peti matimu sendiri," Aiden memberi tatapan pada pengawalnya. Sebelum para pengawalnya itu melakukan perintah Aiden, ia sudah menarik tubuh Anya ke dalam pelukannya dan menutupi telinganya.
Anya masih mendengar suara pukulan dan tendangan, tetapi ia tidak bisa mendengar teriakan Dio sama sekali.