"Anya," Aiden menjawab panggilan itu, memanggil nama Anya dengan lembut.
Ia tidak butuh waktu lama untuk mengangkat panggilan Anya. Telepon ini adaah panggilan yang sudah dinantikannya sejak tadi.
Anya mendengar suara Aiden yang seolah bisa menenggelamkannya dari ujung telepon. Ia kembali memikirkan semua hal yang Aiden lakukan untuknya tanpa sepengetahuannya dan menarik napas dalam-dalam. "Kakak iparmu datang ke rumah."
"Kalau kamu tidak mau bertemu dengannya, aku akan menelepon Nico dan menyuruhnya pulang." Kata Aiden dengan tenang.
Di saat-saat seperti ini pun, Aiden masih memikirkan perasaannya.
"Kak Maria menceritakan sesuatu padaku. Apakah tidak ada yang ingin kamu katakan padaku?" tanya Anya.
"Aku tidak tahu apa yang Kak Maria ceritakan, tetapi aku hanya ingin mengatakan satu hal padamu. Anya, kamu adalah satu-satunya orang yang aku pedulikan dan aku tidak akan pernah melakukan apa pun yang bisa menyakiti hatimu," kata Aiden dengan suara dalam.