"Tolong biarkan aku pergi sekarang. Biarkan aku menenangkan diri." kata Anya dengan suara lemah.
"Kalau memang itu maumu, aku akan menghormati keputusanmu," mata Aiden dipenuhi dengan kelembutan.
Walaupun ia enggan untuk membiarkan Anya pergi, ia tahu ia tidak bisa memaksanya untuk tetap tinggal.
Anya menghapus air matanya dan berlari menuju pintu sambil membawa tasnya.
"Tuan, di luar sudah gelap. Tidak ada taksi di dekat sini. Jika Nyonya keluar sendirian …" begitu Harris mengatakannya, ia mendengar suara sepeda Anya.
Sepertinya, mereka terlalu meremehkan Anya.
Karena usianya yang masih sangat muda, mereka menganggap Anya sebagai bunga yang sangat rapuh di taman. Namun sebenarnya, Anya tidak selemah itu. Selama ini ia mampu untuk bertahan hidup seorang diri.
Anya adalah wanita yang kuat.
"Suruh seseorang mengikutinya dari jauh. Jangan sampai Anya tahu," kata Aiden.
"Baik Tuan," Harris segera menyuruh salah satu pengawal Aiden untuk mengikuti dan melindungi Anya.