"Itu hanya mimpi buruk. Jangan khawatir," kata Aiden sambil menepuk punggung Anya pelan, berusaha untuk menenangkannya.
Anya menggelengkan kepalanya dan berkata sambil terisak. "Aku memiliki mimpi yang sama seperti sebelumnya. Kamu harus berhati-hati dan menjaga dirimu."
"Mimpi selalu berkebalikan dengan kenyataan," Aiden menepuk-nepuk punggungnya seperti menenangkan anak kecil yang sedang sedih.
"Aiden, aku benar-benar takut. Tolong jangan tinggalkan aku sendirian lagi," Anya memeluk Aiden erat-erat, takut kehilangan suaminya. Takut kehilangan seseorang yang telah menghangatkan hidupnya yang dingin.
"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu," bisik Aiden sambil memeluk tubuh Anya. Ia berusaha untuk mengalihkan pembicaraan agar Anya tidak terus ketakutan. "Apakah parfumnya sudah jadi?"
Sambil tetap terisak, Anya mengangguk. "Hmm … Kamu harus membantuku memilih botol parfum yang bagus. Aku punya banyak botol parfum, tetapi aku tidak tahu apa yang kakak iparmu sukai."