Anya mengikuti Aiden menuju ke kantor presiden direktur. Selama perjalanan, ia bertemu dengan banyak orang yang memberi salam pada Aiden. Orang-orang itu sesekali mencuri pandang ke arah Anya, mengamati kekasih yang dibawa oleh atasan mereka.
Anya hanya bisa menunduk malu sambil tersenyum tipis tanpa mengatakan apa pun.
Setelah memasuki kantor presiden direktur, Aiden berkata pada Harris. "Aku lelah. Jika tidak ada yang mendesak, jangan ganggu aku."
"Baik, Tuan," Harris keluar dari kantor Aiden. Belum sempat ia meninggalkan lantai tersebut, ia melihat Nico muncul dari lift pribadi Aiden.
"Harris, aku dengar Pamanku membawa Bibi ke kantor?" tanya Nico sambil memandang pintu kantor Aiden dengan penasaran.
"Tuan Nico, Tuan Aiden sedang beristirahat. Tolong jangan berteriak terlalu keras," Harris mengerutkan keningnya. Ia baru saja mendapatkan perintah untuk tidak mengganggu Aiden, tetapi pengganggu nomor satu langsung datang!