Aiden menelan ludahnya. Tenggorokannya terasa tercekat dan matanya terlihat semakin dalam. Akal sehatnya benar-benar berada di ambang keruntuhan. Tiba-tiba saja, tanpa sadar Anya menggenggam tangannya.
Ia benar-benar ingin menunjukkan seberapa besar cintanya pada Anya, tetapi yang lebih ia inginkan lagi adalah kesediaan Anya untuk menyerahkan dirinya pada Aiden. Ia ingin Anya melakukannya dengan tulus karena mencintainya.
Anya begitu mabuk sehingga seluruh tubuhnya terasa panas. Ia sudah menendang selimutnya, tetapi entah mengapa panas di tubuhnya tidak kunjung menghilang. Ketika ia merasakan tangan dingin Aiden, ia langsung mendekatkan seluruh tubuhnya pada Aiden. Rasa dingin itu membuatnya sedikit lebih nyaman.
Ia memegang tangannya dan menggosok-gosokkan kepalanya ke tangan Aiden. Senyum puas muncul di wajahnya.
Senyum itu begitu polos di mata Aiden, membuat pria itu terpana.