"Aku juga menyukaimu, kalau kamu menyukaiku," bisik Aiden di telinga Anya.
Anya mengangkat kepalanya dan menatapnya sambil tersenyum. "Benarkah?"
Mereka masih saling berpelukan, berhadapan dan memandang wajah satu sama lain dengan seksama. Meskipun pernyataan cinta mereka tidak romantis seperti di novel atau drama, mendengar seseorang menyatakan perasaannya membuat hati mereka terasa hangat.
Mereka memiliki seseorang yang bisa mereka percaya …
Mereka memiliki seseorang yang akan mereka rindukan …
Mereka memiliki rumah untuk pulang …
Pandangan mereka seakan terjalin dengan erat dan tidak bisa terpisahkan lagi. Aiden perlahan menundukkan kepalanya. Melihat hal itu, Anya memejamkan matanya, menantikan bibir Aiden untuk menyentuh bibirnya. Tepat pada saat itu, seseorang mengetuk pintu kamar mereka.
"Tuan, saya membawakan masker mata Anda," suara Hana terdengar dari luar.