"Di kota ini ada begitu banyak dokter, tetapi mengapa Pamanku hanya membiarkan wanita ini yang mengurusnya. Apakah kamu tidak merasa curiga, Bibi?" kata Nico.
Kepala Anya kembali berdengung. Apakah benar-benar ada sesuatu di antara Aiden dan Tara? Apakah Tara menyukai Aiden? Apakah Aiden juga menyukai Tara sehingga membiarkan wanita itu untuk tetap menjadi dokter pribadinya
"Bibi, bibi …" Nico memanggil Anya berkali-kali, menyadarkan Anya dari lamunannya.
"Terima kasih sudah memberitahuku. Jika kamu sibuk, pergilah dulu," jawab Anya dengan pelan. Nico hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saat mengetahui bibinya bersikeras untuk bertemu dengan Tara.
Ia sudah berusaha untuk membantu bibinya, tetapi Anya tidak mau mendengarkannya. Lebih baik,ia pulang saja.
Setelah mobil Nico menghilang, Tara langsung keluar dan menyambut Anya dengan hangat. "Anya, cepat masuklah. Aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu!" katanya dengan ceria.