Ketukan pintu terdengar dari luar. "Tuan, saya sudah membawakan baju ganti untuk Nyonya."
Aiden membuka pintunya dan menerima baju tersebut dari Harris. "Siapkan makan malamnya," kata Aiden.
"Baik Tuan!" Harris bergegas keluar, menyuruh para pelayan untuk menata makan makan Aiden dan Anya.
Aiden menyerahkan baju yang dipegangnya pada Anya, tetapi ia tidak membalikkan badannya.
"Aiden? Aku mau berganti baju. Mengapa kamu tidak berbalik?" tanya Anya. Saat ia membuka dua kancing bajunya, ia menyadari Aiden masih memandang ke arahnya.
"Aku tidak bisa melihat," kata Aiden dengan santai.
Anya baru sadar. Aiden tidak bisa melihat. Tetapi mengapa rasanya mencurigakan?
Akhir-akhir ini, ia selalu merasa Aiden bisa melihat dengan jelas. Matanya juga terlihat sangat dalam seolah bisa melihat segalanya.
Anya mengulurkan tangannya dan menggoyang-goyangkannya di hadapan Aiden, namun Aiden sama sekali tidak bereaksi. "Aiden, apakah matamu baik-baik saja?" tanya Anya, mengkhawatirkannya.