Victor duduk di dalam kafe sambil menikmati secangkir kopi. Pikirannya masih terus memikirkan isi diary sang ayah.
Meskipun Victor belum selesai membaca buku diary ayahnya yang tebal, dadanya merasa sesak. Ayahnya terlihat mencintai ibu kandung Bastian dengan sepenuh hati.
Apa mungkin ayah masih mencintainya hingga saat ini?
Pertanyaan it uterus menghantui Victor. Dia tidak bisa membayangkan kalau ayahnya masih mencintai wanita yang sama selama 35 tahun.
"Victor sayangku," Bibi Diana muncul dengan ceria.
Wanita itu langsung menarik kursi di depan putranya.
"Kenapa kamu mengajak ibu ke sini hah? Kita bisa minum kopi di rumah padahal," kata Bibi Diana pura-pura tidak senang.
Victor tersenyum. "Sekali-kali aku ingin mentraktir ibu. Di sini kopinya terkenal enak. Selama ini ibu selalu mencari kafe yang menjual kopi kualitas tinggi kan?"