Miranda datang ke kantor Lesmana Corp pagi-pagi sekali. Dia datang dengan kemarahan diujung kepalanya. Tidak ada staf maupun sekertaris yang berani menyapa Miranda dengan raut wajah seperti itu. Mereka memilih menjauh dari gadis itu.
Tanpa mengetuk pintu, Miranda masuk ke dalam ruang kerja Raka. Pria itu tengah tertidur di sofa ruang kerjanya lengkap dengan kaus dan celana panjang.
Mendengar pintu terbuka secara tiba-tiba, Raka melonjak kaget. Dia mengecek jam yang masih menunjuk pukul 7 pagi.
"Kenapa Nona masuk ke ruangan saya sepagi ini?" tanya Raka dengan wajah masih mengantuk dan rambut yang berantakan.
Miranda berkacak pinggang. "Apa maksudmu dengan membereskan semua barang-barangmu dari pondok?"
Pondok yang dimaksud Miranda adalah sebuah rumah kecil yang persis berada di belakang rumah keluarga Miranda. Sejak kecil, Raka sudah tinggal di sana.
"Aku hanya berniat pindah," jawab Raka datar. Dia mengambil satu set pakaian kantor dari kopernya yang ia letakan disebelah sofa.