Bastian duduk di ruang kerjanya. Dia ingin mendengar perkembangan pengamanan panti werdha tempat Bu Arin berada.
"Anak buah kita sudah ada di sana, Tuan. Mereka sedang menjalankan tugas masing-masing," Adi melaporkan. "Selama anak buah kita di sana tidak ada yang mencurigakan, Tuan."
"Gimana dengan dapur panti?" tanya Bastian.
Selain keamanan, Bastian juga khawatir dengan makanan yang dikonsumsi Bu Arin. Ia menduga orang yang mau membunuh Bu Arin mungkin saja mencoba meracuni makanan wanita itu.
"Anak buah kita bilang di dapur baik-baik saja. Cuman… beberapa orang di dapur itu agak mencurigakan," Adi memberi tahu.
"Makdusnya?"
Adi menarik napas. "Anak buah kita menemukan kalau tingkah mereka cukup mencurigakan. Bahkan beberapa di antara mereka gak punya KTP."
"Gimana bisa orang yang gak punya kartu identitas bekerja di dapur panti werdha milik badan amal internasional?" Bastian merasa ini tidak masuk akal.