"Bas, aku akan segera menikah," Alvin memberi tahu Bastian dengan wajah murungnya.
Bastian yang sedang menyesap teh langsung tersedak. Ia tidak menyangka akan mendengar berita seperti ini keluar dari mulut temannya.
"Kamu bercanda?"
Alvin menggeleng dengan wajah sangat murung.
"Kamu akan menikah dengan siapa?" tanya Bastian lagi. Bastian tidak bisa membayangkan teman kuliahnya ini menikah. Bukan karena Alvin pria tidak baik atau tukang selingkuh, tapi temannya itu memang tidak terlihat cocok menikah. Setidaknya untuk saat ini.
"Entahlah. Orang tuaku yang mengaturkan perjodohan."
Bastian menghela napas. "Kamu rela dijodohkan dan terus menikahi orang yang gak kamu kenal?"
Hening. Alvin tak mampu menjawab.
Alvin masih ingat percakapannya dengan kedua orang tuanya. Saat itu orang tuanya bilang kalau Alvin akan dikenalkan dengan perempuan yang berprofesi sebagai dokter.