"Aku rasa masalahmu pelik," kata Vero setelah Mita bercerita tentang perjodohan yang dibuat oleh ibunya.
Mita mengundang Kirana, Vero dan Yudhistira untuk minum kopi bersama sambil menceritakan kegundahan hatinya. Dia butuh banyak saran dan dukungan dari para sahabatnya untuk melewati semua ini.
Yudhistira berpikir. "Hmmm… aku rasa kamu bisa menolaknya. Lagian ini era modern bukan jaman Siti Nurbaya."
"Sayangnya gak bisa," ekspresi Mita terlihat sedih. "Ibuku benar-benar bersemangat setiap bercerita seperti apa pria yang akan dijodohkan denganku."
Masih segar dalam ingatan Mita saat melihat ibunya menyanyi riang di dapur beberapa hari yang lalu. Saat itu Mita sedang mengambil buah di kulkas.
"Ibu yakin kamu akan suka dengan pria itu," celetuk ibu sambil mengiris bawang. "Ibu sudah lihat fotonya. Dia manis."
Ibu cekikikan girang sekali.
Mita hanya bisa mendengus. "Ayolah, Bu. Jangan main menjodohkanku. Aku udah dewasa. Aku bisa cari pacar sendiri."
