Miranda menarik Raka menuju pondok pria itu. Semua orang di rumah sudah tidur tak terkecuali orang tua Miranda.
Dengan susah payah Miranda memapah tubuh besar Raka. Tapi Raka terus saja melawan. Dia tidak mau masuk ke dalam. Dengan terpaksa, Miranda mendorong tubuh Raka tanpa peduli pria itu jatuh ke lantai.
"Aku mau minum. Aku mau ke klub lagi," kata Raka mabuk sambil berusaha meraih ganggang pintu pondoknya.
Miranda mencegah.
"Apa kamu udah gila?!" Miranda membentak Raka dengan keras. "Dimana otakmu? Kamu minum di klub seperti itu hampir aja dicium wanita jalang. Apa kamu gak kapok?"
"Ya aku memang gila!" Raka balas membentak. "Aku emang gak punya otak. Aku merasa bodoh. Aku orang bodoh."
Tiba-tiba Raka menangis.
Miranda hanya bisa mengela napas berkali-kali. Raka di mode mabuk sangat menyusahkannya. Pria itu seperti kehilangan arah. Tidak bisa membedakan hitam dan putih.