Bibi Riyana sedang berjalan menyusuri lapangan golf bersama dua orang caddie yang membawakan perlengkapan golfnya. Di sampingnya Paman Hendri sedang menggerutu karena harus mengikuti adiknya berolahraga.
Sebagai wanita yang lahir dan besar di keluarga konglomerat, bermain golf adalah olahraga yang tidak boleh dilewatkan. Bibi Riyana mulai menekuni olahraga ini sejak masih muda. Tak heran di usian 40an dia sudah ahli dan sering mengalahkan kakaknya.
"Kenapa jalan Kakak lambat sekali?" gerutu Bibi Riyana pada Paman Hendri.
"Kamu menyeretku ke sini dan masih aja protes dengan kecepatan jalanku?!" balas Paman Hendri kesal.
Dia sudah lelah bermain golf. Sudah dua jam ia menemani adiknya mondar-mandir dari satu lokasi lapangan golf ke lokasi lainnya.
