Miranda sedang menggaruk-garuk kepalanya frustasi. Sudah tiga minggu lebih dia berkutat dengan laporan keuangan Lesmana Corp, perusahaan ayahnya. Miranda harus bekerja siang dan malam.
Semua ini karena Raka sialan, batin Miranda kesal.
Pria itu terus saja memberinya pekerjaan yang sangat banyak. Raka sama sekali tidak membiarkannya beristirahat dengan tenang.
Miranda semakin frustasi karena ia sudah tidak mendapat job di industri hiburan. Tidak ada tawaran syuting iklan, pemotretan dan main film. Apakah aku akan terjebak bekerja di perusahaan seperti ini, batinnya.
Tiba-tiba ada seseorang yang meletakan bungkusan makanan dan sekotak susu di atas meja kerjanya. Itu Raka.
"Nona, jangan lupa makan," kata Raka pada Miranda yang terlihat lelah.
Miranda mendengus. "Tumben banget kamu baik sama aku."
"Sekalipun saya atasan Nona di kantor, saya tetaplah anak buah Tuan. Saya punya kewajiban menjaga Nona," kata Raka.
Lalu pria itu pergi.