"Apa maksud, Bibi? Kenapa Bibi Riyana muncul dan bilang tidak setuju?" tanya Bastian begitu masuk ke ruang kerja kakek. Di belakang Bastian, Adi berjalan menyusul.
Bibi Riyana duduk santai sambil menikmati secangkir teh bunga krisan. Ia melepas kacamatanya. Adi yang seumur hidup belum pernah bertemu Bibi Riyana langsung takut. Sorotan mata wanita itu begitu tajam dan galak.
"Beginikah caramu menyapa bibi yang tidak pernah kamu jumpai selama 10 tahun?" tanya wanita itu dingin pada Bastian.
Bastian mengambil kursi dan duduk di depan bibinya.
"Sepertinya aku gak perlu menyapa bibi. Karena bibi kelihatan baik-baik aja," sindir Bastian.
Bibi Riyana melipat tangannya di dada.
"Kamu emang gak berubah. Sikapmu masih sama seperti di hari kematian ayahmu, Bas," katanya.
Mendengar Bibi Riyana menyebut-nyebut soal hari kematian ayahnya, membuat Bastian geram. Ia belum lupa apa yang telah dilakukan bibinya di hari kematian ayahnya 10 tahun lalu.