Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِا لْاٰ خِرَةِ زَيَّـنَّا لَهُمْ اَعْمَا لَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُوْنَ ۗ
innallaziina laa yu`minuuna bil-aakhiroti zayyannaa lahum a'maalahum fa hum ya'mahuun
"Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, Kami jadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan mereka (yang buruk), sehingga mereka bergelimang dalam kesesatan."
(QS. An-Naml 27: Ayat 4)
nuh mencoba menerima semua kenyataan yang telah terjadi, karena ia berfikir bahkan satu titik yang tak sengaja ia kirimkan saja tak di hiraukan meski sudah jelas2 terbaca,
selain itu secara tiba-tiba andhini juga mulai memberi dirinya signal yang entah berarti apa baginya.
"emm... nuh.,!!?"
"dah lama pulang??"
tanya andhini setelah beberapa saat terdiam duduk bersama kala menyantap pisang goreng yang di buatkan oleh ibu nuh, sedang adik-adik mereka seolah memberikan ruang seluas-luasnya untuk kedua kakak mereka berdua melepas rindu.
"alhamdulillah, baru-baru ini ndin..,!!"
"em... sebenarnya dah lama tapi kemaren ada kendala setitik(sedikit) hhh" ujar nuh yang menyala dan mematikan layar pada smartphonenya.
"e'h...andh(nuh)"
"e'h nnn(andhini)"
"em... ia kamu aja duluan,.. "
lirih nuh merasa tak enak karena memotong perkataan andhini.
"eh.. nggak-nggak, kamu aja, kamu aja duluan" (meremas tangan),menutupi kegugupan diri yang telah terlihat.
"eng.. kkkamu dah kelar tahfidznya??"
tanya nuh yang hampir sempurna mengatasi kekakuanya dalam mengucapkan kata-kata.
"eh.. alhamdulillah, udah",
"mmmmmmmm nuh..., akuhhh...
"ada permintaan untukmu kira-kira kamu mau nggak melakukannya??"
lirih andhin yang sejak tadi tak berpaling pandang dari tangan yang ia remas-remas.
"eng..? apa ndin??" tanya nuh yang penasaran dengan kata-kata andhini bahkan ia sempat menduga hal itu adalah hal yang membuat andhini terlihat tak begitu nyaman, tak sama seperti dulu kala di masa sma.
"akk u.. mau denger hafalan surah arrahman dari kamu" lirih andhini.
(azizah dan fatimah sedari tadi yang seolah-olah memandangi layar smartphone milik fatimah begitu terkejut)
"wah... bener-bener, kenapa mba andhin jadi aneh gitu yah.. mas...!!" ujar fatimah di dalam kamar kakaknya yang begitu ia sayangi.
"eng?? kenapa?? apanya yang aneh??"
(membuka alqur'an kecil yang sedikit berdebu)
"ya bingung aja, kan...!!!"
"mba andhin nggak ada angin-nggak ada ujan minta mas ngehafal surat arrahman". (날 깨워줄 그대가 없는 것 에.. 나 멈춰 서 널 기다리고 있어..)(nal kaeweojul geudaega eobsneun gose.. na momcweoso nol gidarigo isso..)(nuh nyanyi nggak jelas)
"hih... dassar pada nggak jelas...!!"
celetuk fatimah setelah pertanyaanya tak di hiraukan nuh.
"heh... kamu itu masih kecil...!!! gak tau masalah beginian...,"
"segala sesuatu itu nggak bisa di paksa you know..".(I need you love 날 대려가..)
ujar nuh menanggapi celetukan adiknya tersebut.
"au'..., lagian yah, apa sush..!!
"susahnya apa??"
"bikin orang susah seperti gembesin sepeda orang??"
lirih nuh sembari mengecek lembaran demi lembaran pada al-qur'anya tersebut.
"eng...??"
"aku tuh dah dewasa mas...,!!! "dah bisa dikit dikit ngajar, meski masih honorer".
"gembesin sepeda apa lagih... mana ada...!!!,"
"ia sekarang nggak ada", dulu... pernah".
celetuk nuh yang sekarang terpaku pada satu surat di kitab suci miliknya tersebut.
"eng...??" (jangan-jangan) gumam fatimah yang teringat segala partikel penyebab kemungkinan kakaknya mengetahui masalah ban sepedanya yang selalu bocor.
"ntah lah... aku mau ke dapur, semangat menghafal yah...," "semangat mengejar kakak ipar...." lirih fatimah. menutup pintu.
"apa azizah sing ngeke'i ngerti mas?? apa yayune?? gak mungkin,gak mungkin, is... azizah nih kok malah ngasih tau..,!!!"
"nah... ya... beginilah keadaanya, karena panjenengan(kamu) semua sudah terlanjur datang". "sebenarnya kami di sini sedang was-was juga bila menerima tamu dari jauh",
"tapi melihat surat keterangan bahwa kalian di nyatakan sehat".
"ya semoga tidak ada masalah kedepanya. dan niat baik anda di balas oleh allah subhanah wata'ala".
"em... kami sangat berterima kasih banyak atas kesediaan bapak muria menerima kami di desa ini".
(pak rocklie mewakili rombongan)
"ngomong-ngomong kalian punya kerabat di sini??"
tanya pak muria, yang penasaran akan sesuatu yang membuat orang asing seperti mereka mengunjungi desanya yang terbilang terpencil.
"em... kalau di sini kami tidak punya",
ujar pak roklie menyatakan kebenaran dari kedatangan mereka yang begitu mendadak, bahkan ide mengunjungi kepala desa ini pun timbul sesaat setelah mereka sampai di desa ini.
"aaa begitu.,...,"
(terdiam beberapa saat)
"ok, sebentar, saya harus menghubungi seseorang terlebih dahulu", lirih pak muria menarik diri dari perbincangan yang menyisakan istrinya dan rombongan salsa.
"hem... pantas... sahaja... mungkin inilah yang membuat andhin begitu tidak nyaman dengan perbincangan tadi, hehe, masyaAllah betapa surat mu yang engkau beri nama semut begitu menggigit hamba, yang menemukanya bahkan tanpa sengaja, apalagi yang menghafalnya."
اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِا لْاٰ خِرَةِ زَيَّـنَّا لَهُمْ اَعْمَا لَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُوْنَ ۗ
innallaziina laa yu`minuuna bil-aakhiroti zayyannaa lahum a'maalahum fa hum ya'mahuun
(QS. An-Naml 27: Ayat 4)
"hem... ok., mungkin ini jalanya",
lirih nuh seraya menatap dengan serius ayat tersebut dan meyakinkan dirinya untuk menghafal surah arrahman dengan niat lillah tanpa berfikir mengharap sesuatu dari andhin yang memintanya menghafal surat tersebut.
"assalamualaikum....!!"
ujar andhini dan azizah setelah sampai di rumah setelah mengendarai motor matic kepunyaan azizah.
"waalaikumussalam.."(ramai)
sontak andhini tersadar mereka mempunyai tamu, begitupun azizah yang tau persis bahwa tamu tersebut adalah orang-orang yang sempat ia temukan di sebuah warung tadi pagi.
"nah.... ini gadis-gadis ibu' udah pada pulang,
"sini nak... ada tamu.." nih... sinih...
"ia mak'e..."(andhini tersenyum)
"eng...!!!" (azizah menggigit sedikit bagian dari bibirnya)
"ih... mba... nur... aku takut banget loh waktu itu kalo mba tau...,!!!" "aku nggak tau kalau pak roklie itu bodyguardnya mba nur... tadi...,!"
ujar azizah yang sudah akrab dengan anisa nur salsabila dan ainul mardiah,
"untunglah, rumah kita masih ada kamar yang kosong",
"ini kamarnya jarang di pakai, pun jauh bila di bandingkan di kota-kota, jadi... harap di maklumi ya ukht..", ujar andhin setelah memastikan semua sudut kamar yang sudah ia bersihkan sebelumnya nyaman di tempati.
"em... na'am.. la ba'sa biha... syuqran katsiran ukhtii" ups.. (azizah dan salsa bengong mendengar
ainul keceplosan dengan bahasa arab) setelah sekian lama tak mendengar kata-kata dari bahasa arab yang biasa di ucapkan oleh lucky yang dulu sangat gemar mengajaknya belajar bahasa arab.
"wah, bisa bahasa arab juga,..."
ujar andhini yang saat ini sudah menjadi seorang ustadzah di pondoknya, bahkan sudah di khitbah oleh seorang ustadz, dan kepulanganya adalah untuk membicarakan hal tersebut pada kedua orang tuanya.
"alhamdulillah, kakak saya pernah mengenyam pendidikan di sebuah pondok".
"ana tau qoliil(sedikit) hhhh",
"alhamdulillah", (andhini)
"kakak juga lulusan pondok...!!"
"tahfidz loh..." ujar azizah memberi tahu kedua tamu mereka itu.,
"wah masyaAllah, "hafidzah... beruntung banget...", ujar ainul., seraya menyentuh pundak andhin.
"wah.. al-qur'an setebal ituh... hem... kamu emang the best..." lirih salsa.
"em... kamu juga gak kalah luar biasa kok...!!" ujar andhin menyemangati salsa.
"kamu bisa berhijab begitu syar'i dengan kehidupanmu sebagai seorang artis".
"eh... artis??" (azizah)
"hemmm memang allah itu pengabul semua do'a" lirih andhin yang menyadari akan suatu hal dari pertemuanya dengan salsa dan ainul.
"em...,"
lirih salsa tersenyum tak tau harus berekspresi apa.
"hemm....., sejauh ini semua berjalan lancar, besok akan ada pengumpulan pemuda dan pemudi karang taruna desa untuk acara pesantren kilat".
lirih ainul saat sebelum tidur, di atas ranjang yang sama dengan salsa.
"gimana dengan protokol kesehatanya nul?"
lirih salsa yang sebenarnya memikirkan kata-kata andhini akan do'a dan pertemuan mereka.
"eng...,??"
"ia yah protokol kesehatanya, "mungkin sudah di pikirkan oleh pak muria, bahkan tempat tinggal pak laode dan pak roklie saja di carikan oleh beliau,. kamu patut bersyukur taw...!!" ujar ainul menaikan selimut hingga menutupi leher.
"em...., ia inul..."
lirih salsa yang masih memndangi langit-langit kamar.
"Tuhan hamba ingin ia jadi imam hamba pelengkap hidup hamba "
adakah kesempatan itu? aku mengucapkan kata kata yang lebih bermakna dari sekedar kata?
adakah saat itu?? aku bisa mengikutimu satu langkah di belakangmu? atau bersanding sejajar dan aku menjadi se shalihah an
ngan-anganku dan membuatmu menginginkanku??
tolong... aku berharap bilakah ada saat-saat itu
aku ingin engkau menjadi imamku.
sudah... !!!"
"apanya??"
(nuh)
"aku mewakili harapanmu!!".
(pertemukan aku dengan wanita yang begitu mencintaiku dan melengkapiku dan melengkapi imanku.)
"haruskah aku menghampirimu sekarang??" dan mengatakan semuanya??" "aku menginginkan kamu menjadi imamku", dengan semua kebenaran yang terlambat ku ketahui??"
"atau menanyakan semua hal yang seharusnya engkau katakan lebih awal, sebelum kekhawatiranku yang menyebabkan semua ini??"
"apakah kamu memikirkanku saat ini??"
hemmm... bahkan setelah kata yang tak pantas ku ucapkan padamu?".
"eng... enggak, mas kaya denger suara temen mas
tapi... kayanya nggak mungkin deh hhhh,
adoh(jauh)...,"
"iya... nggak mungkin orang sebelah juga kan temen mas nuh.... badan keker bertato...!!"celetuk azizah asal.
"nggak...., "dia perempuan".
singkat nuh (menyuapkan potongan mendoan kedalam mulutnya).
"hhhhh perempuan jelas juga bukan orang yang samping mas....,!!!" "masa ia double date ma preman keker. yang satu buncit gemulai".
celetuk fatimah.
"hemmmm gibah??"
singkat nuh.
"aih... kan.. dah aku bilang... azizonk... nggak seharusnya kita ketemu mereka tadi...!!!" jadi gibah kan... kita....!!!"
"eng?? kalian ngomong opo toh ra ngerti akuh....."
(azizah mengaduk es teh)
"eh... dua orang laki-laki, satu bertato satu lagi gendut gemulai...!? tingginya sama kayak mas?? berjenggot brewok??"
"ia...sama cewek juga...,"
(fatimah)
pendek.... putih, embem rambut hitam lurus, hoody hitam?? bertopi??
eng??
itu temen mas.....!!!(nuh)
"bukan mas... itu tadi orang dua cewe pake jilbab semua kok... pake hoody apanya...??" "orang muslimah banget kok" ujar fatimah.
"lagian temen dari mana sih mas kayaknya mas sampe segitunya pengen ketemu??" (azizah)
"em... ia temen pas di karantina"
lirih nuh
"oooo" (fatimah dan azizah)
"hem.... dia adalah seseorang yang kusuka namun tak sempat ku nyatakan perasaanku padanya".
"yah... mungkin waktunya tak begitu tepat".
....(terdiam)
"tapi...,
dia tidak berhijab...!!??"
"untuk sejauh itu ia kemari pun sungguh nggak mungkin eh..!!!." ujar nuh menerka-nerka.
"wah... apa inih?? aku mungkin dah gila ini astaghfirullah...' 'dah... dah... fokus... aku sekarang harus fokus dengan surah arrahman', mungkin semua itu adalah tanda aku belum,atau mungkin bukan jodohnya".
ujar nuh di sela-sela rehat menghafal sepuluh ayat pertama surah arrahman.
"hem... mau ia memikirkanku ataupun tidak, itu tidak akan ada artinya bila akhirnya nanti ia bukanlah untukku".
"atau aku bukanlah untuknya".
kini aku harus menjadikan diriku se shalihah mungkin, seperti khadijah??, nusaibah?? em... mungkin seperti ainul atau andhini.
("kakak juga lulusan pondok... tahfidz loh...") (azizah)
"ia aku sangat iri dengan kemampuan kakakmu menghafal alqur'an," kecantikanya sepadan dengan keshalihahanya,"
"nah aku?? hhhh"(lirih salsa tersenyum seraya menutup mata)