Dug dug dug suara pintu itu di gedor dari arah luar kamar, di salah satu kontainer kamar pekerja di pulau jeju korea.
tak seperti biasanya kamar nuh di sapa sepagi ini, bahkan jam wekker belum berbunyi.
nuh nuh nuh... terdengar suara laki laki itu yang masih berada di depan kontainer tsb menunggu dengan sesekali memencet tombol bell,
hingga nuh tersadar bahwa dirinya mendapat seseorang tamu , dia menaikan penutup matanya dan melihat jam wekker tepat berada di samping bantalnya,.
aih.... siapa yang mencariku sepagi ini.
jam bahkan belummenunjukan jam tiga tepat.
lalu ia beranjak menghampiri pintu dengan sedikit sempoyongan.
krek.. krek. kunci pun di putar dan ''ya...!!! nu..(gu)?aish... kukira siapa...!!
ternyata teman sekamarnya dwiki yang entah sebab apa kembali dari jam kerja lemburnya se pagi itu,bahkan ini jauh lebih cepat dari jam biasanya.
"kenapa sudah pulang?"
tanya nuh pada dwiki yang sedang sibuk merapikan jaket tebalnya yang sempat mengembun,
"wah ini mungkin agak sulit bagimu nuh",'.ada virus yang sedang mewabah di cina , tapi efeknya sudah ada di beberapa negara terdekat, bahkan pabrik kita sudah ada yang kena, ujar dwiki menceritakan sebab kembalinya yang begitu cepat dari biasanya.
''sebentar sebentar"
ujar nuh terbatah batah menyela pembicaraan temanya itu,
"jjja jangan bilang aku gak bisa pulang ??
'aku sudah membeli tiket,...dan dan .. penerbanganya lusa!!!". ujarnya seraya terduduk lemas.
"entah lah", 'semoga saja pandemi ini tak ber dampak buruk, 'setidaknya jangan sampai kita di pulangkan' atau... menghambat kepulanganmu". ujar dwiki.
dwiki yang memang masih tergolong baru bekerja dua tahun lalu pada tahun 2018 tepatnya,pastinya masih ingin tetap di korea.
sedangkan nuh telah di penghujung hari untuk kembali ke indonesia. dalam situasi yang menegangkan akhirnya nuh pun menenangkan diri mengambil air wudhu dan bersiap shalat malam.
temanya dwiki yang baru saja pulang beristirahat di ranjangnya yang tepat berada di atas ranjang nuh,.
"ya allah hamba tahu engkaulah maha segalanya
hamba mohon mudahkanlah hamba untuk kembali ke tanah air hamba indonesia" , lirih suara nuh berdo'a se saat setelah shalat.
dia pun melanjutkan membaca al-qur'an menunggu waktu shalat subuh,memang nuh tergolong salah satu pekerja yang taat betibadah di korea khususnya di pabriknya.
untuk beberapa hari mereka berada di saat yang mengkhawatirkan , harap-harap cemas bahwa tak akan ada dampak berarti dari pandemi dari cina tersebut, khususnya pada keluarga dan pekerjaan mereka.
terlebih nuh yang di saat saat terakhir di korea selatan setelah lima tahun lamanya bekerja.
dan ingin kembali bertemu keluarga. di kampung halamanya. serta... mengunjungi seseorang.
hingga hari yang di tunggu pun tiba , hari keberangkatan nuh, dari korea menuju indonesia melalui bandara international incone dan transit di kuala lumpur lalu berlanjut ke bandara internasional soekarno hatta.
setelah melakukan pelepasan sederhana dari pihak pabrik kini nuh menuju ke bandara incone selain itu tertulis di tiket tersebut penerbangan memakan waktu 7 jam, serta akan di berangkatkan pada jam delapan pagi.
tak begitu banyak kata terucap hanya terima kasih tak terkira dari nuh pada pemilik pabrik dan rekan kerjany termasuk dwiki, serta syukur betapa hari yang di tunggu telah tiba untuk kembali ke tanah air.
akhirnya setelah beberapa lama di perjalanan menuju bandara,dan menunggu di gate yang tertera di tiket,
kini nomor penerbangan yang akan di tumpangi nuh pun di umumkan akan berangkat, terlihat ke khawatiran di wajah perpaduan jawa sumatra tersebut, karna kabar pandemi yang mewabah telah sampai ke malaysia dan indonesia.
langkah demi langkah terasa begitu tak nyaman karna masih di negri orang, hanya ibu lah sosok yang ada dalam benaknya, "apakah ibu baik saja?"
gumam nuh yang terlihat bak seorang atlet berjalan menuju pintu masuk.
kini ia pun telah di lambung pesawat dan mencari kursi 17c yang tertera di tiket yang ia bawa dan genggam sejak tadi. bismillah ya allah, hamba pulang.
lindungilah hamba lirihnya menuju kursi yang masih kosong , dengan cepat ia memasukan barang bawaan dan segera menduduki kursi yang tepat berada di samping jendela.
memang penerbangan ini bukan yang pertama kalinya tapi jadi yang pertama nuh rasakan karna ia lakukan di masa pandemi.
"assalamualaikum..."
tiba tiba seseorang menyapa menyadarkan nuh dari lamunanya,
"waalaikumussalam" jawab nuh yang hampir lima tahun jarang sekali mendengar kata-kata salam di pabriknya.
seseorang wanita yang mengenakan masker saputangan menyapa dan menegasakan ia adalah penumpang yang ber tempat duduk di sebelah nuh.
"alhamdulillah.. 'akhirnya saya bertemu ketemu orang muslim. sapa wanita tersebut seraya menjulurkan tangan untuk bersalaman,
"salsa".
"saya nuh"
jawab nuh menanggapi ajakan wanita tersebut untuk bersalaman dengan menyatukan telapak tanganya menegaskan bahwa ia tak ingin bersentuhan dengan lawan jenis.
salsa yang tersipu malu pun menarik kembali tanganya dan seraya mengenakan sabuk pengaman, "mustahil ada produk lokal yang seperti ini?"gumam salsa yang sejak tadi sudah tak merasa baik baik saja melihat nuh.
kini suasana ramai dengan orang yang merapikan barang, bahkan pramugari pun ikut membantu merapikan barang bawaan para penumpang.
tak jarang beberapa orang terlihat memakai masker membuat suasana semakin jelas bahwa pandemi telah membuat panik semua orang.
hingga beberapa saat berselang, setelah semua orang telh berada di kursi penumpang masing-masing,kini penerbangan sudah dalam permulaan, perlahan pesawat bergerak para pramugari sedang memeragakan pengenaan pralatan keselamatan penerbangan.
"pssst...!!!" 'permisi..."
tiba tiba lirih salsa yang sejak awal duduk di samping nuh menyapa, nuh yang sejak tadi melamun tersadar bahwa wajah seorang wanita masker saputangan telah begitu dekat dengan dirinya.
nuh yang sadar terkjut hingga menempel ke jendela.dengan tergagap ia menjawab "
"ma.. ma'af??"seraya melihat wanita itu penuh tanya.
wanita itu hanya terkekeh lirih,"sabuk pengaman anda belum terpasang" lirihnya lagi.
"ooo ia". ujar nuh yang seraya memakai sabuk pengamanyang ada di kursinya dengan gugup.
"aku bahkan baru mengenal orang ini tapi.... 'seolah ia terlihat aneh bagiku".dalam benak nuh yang penuh tanya.
"entah kebiasaan orang indonesia yang ramah atau aku yang kelamaan di luar negri".
nuh pun kembali pada posisi semula duduk dengan tenang, seakan menikmati penerbangan kali ini
seperti halnya penerbangan penerbangan biasanya. karna dia sudah sempat merasakan beberapa penerbangan sebelumnya entah di dalam negri maupun di korea sendiri,
terlebih dari tempatnya bekerja menuju bandara incone jauh.
ia sudah sering merasakan suasana take of.
namun lain halnya dengan salsa bahkan begitu seringnya ia menggunkan pesawat terbang ia belum sama sekali terbiasa dengan suasana "Take of" maupun "Landing".
sebenarnya ia biasanya duduk persis dengan asisten dan bodyguardnya namun entah karena ingin merasakan hal yang berbeda ia ingin merasakan duduk sendiri sedang bodyguard dan asistenya duduk tepat di kursi belakang dengan rempongan masing masing.
dalam benak salsa yang sejak tadi terlihat khawatir dan hanya bisa berkata lirih meyakinkan dirinya bahwa ia akan baik-baik saja
"tidak-tidak aku harus bisa melewati masa masa ini .
perlahan laju pesawat makin mebuat goncangan begitu terasa, dengan mata terpejam salsa seperti orang yang siap untuk teriak namun di tahan dan gantinya tanganya mengepal.
secara perlahan jantungnya terasa melambat serta tempat duduk terasa ingin jatuh kebelakang
dalam situasi tersebut ia tak menduga bahwa tanganya tak lagi mengepal namun menggenggam tangan nuh dengan kerasnya ,
nuh yang tersadar akan hal itu tau bahwa wanita di sebelahnya sedang dalam keadaan tak baik, ia coba memanggilnya dengan perlahan bahkan seperti tak mendengar.
"mba mba mba...?"hingga saat posisi pesawat yang telah di atas awan mengembalikan ke adaan seperti semula.perlahan nafas salsa terengah lirih.
kembali nuh memanggilnya lirih..
"mba, maaf"
salsa yang menoleh dengan masih sedikit terengah menoleh, "tangan saya mba, tangan saya" lirih nuh mengulang ulang perkataan karna salsa terlihat seperti belum sadarkan diri.
salsa yang baru tersadar pun panik dan langsung melepaskan genggaman tanganya tersebut ia merasa malu sekali.
bahkan menggenggam tangan orang asing yang baru di kenalnya baru sejak tadi. namun nampaknya itu tak hanya menjadi rasa malu bahkan ia mulai berpikiran ingin tau lebih akan nuh. dari wajahnya, caranya bersalaman, telah menyentuh hatinya.
kali ini ia merasa beruntung karna merah di pipinya terlindungi oleh masker sapu tangan, sebenarnya ia juga sedikit kesal dengan asistenya yang tak sempat membelikan masker dengan alasan waktu yang begitu mepet.
namun untuk membeli sendiri malah ia di larang kala itu,karna khawatir akan ter kena virus yang sedang mewabah.
dan kini memang ia telah ter infeksi, ter infeksi firus di hatinya dengan orang asing, dan berniat ingin mengenalnya lebih jauh.