Tidur Jane terganggu karena suara Pieter, dan gilanya Pieter terus saja mengetuk-ngetuk pintu.
"Aisshh!" kaki Jane menendang-nendang selimutnya.
Kesal bukan main, karena niat Jane adalah tidur selama sehari semalam.
Ia tak mau diganggu tak mau juga memakan apapun, katakanlah ia dokter namun ia juga termasuk manusia bandel yang tidur tak pernah teratur.
"Jane, kalau kau tak membuka pintu aku akan mendobraknya," teriak Pieter.
"Ya tuhan ancamanmu Pieter, tau akan begini aku lebih baik tiudr di hotel daripada di penthouse sialan ini!" maki Jane tak kalah kesal.
Dengan wajah yang kesal dan rambut yang acak-acakan, Jane bangun dan membuka pintu.
"Apa!" sarkas Jane kesal.
Pieter terkekeh kemudian membenarkan rambut Jane yang seperti singa itu, "Kau akan jelek jika harus marah-marah seperti ini," tukas Pieter.
Tangannya masih terus merapihkan anak rambut Jane membuat siapapun pasti akan salah paham.
"Jangan main-main dengan rambutku," Jane menepiskan tangan Pieter.