Di sebuah tempat terpencil, ada sebuah desa yang bernama desa murasaki. Desa tersebut
sangatlah tentram dan damai. desa ini terletak di tengah hutan, karena letaknya di tengah
hutan terkadang selalu ada pedagang keliling yang tersesat saat menuju desa tersebut. Di
desa murasaki, semua warganya sangatlah ramah-ramah, dan periang. Mereka
menghasilkan uang dengan cara bercocok tanam dan berburu serta mencari tanaman liar
sebagai obat, bahan masakan dan lain-lain. Mereka hidup tentram, tapi ketemtraman itu
hilang saat pasukan raja kegelepan mengetahui tempat tersebut. Para pasukan kegelapan
tersebut mulai memberikan pajak ke desa tersebut, dua kali lipat dari hasil mereka bekerja.
Bagi mereka yang tidak membayar maka rumah akan dihancurkan dan mereka akan dibawa
ke istana raja kegelapan untuk dijadikakn sebagai budak dan yang lebih buruk lagi,
terkadang mereka akan dijadikan sebagai kelinci percobaan sihir terlarang.
Pada saat siang hari, di sebuah keluarga yang hidup sederhana lahirlah seorang bayi laki-laki.
Pasangan suami istri tersebut sangatlah bahagia karena telah dianugrahkan seorang bayi
laki-laki yang sehat. Tapi sang ibu cemas akan biaya bersalin yang di gunakan untuk
melahirkan anaknya yang sangatlah mahal, dan uang yang tersisa hanya untuk membayar
pajak. Dengan harga bersalin yang setara dengan biaya pajak yang mahal. Maka sang ayah
berencana untuk tidak membayar pajak dan uang yang seharusnya untuk bayar pajak
digunakan untuk biaya bersalin istrinya yang baru melahirkan anak pertamanya. Setelah
beberapa hari anak mereka lahir,saat siang hari datanglah pasukan kerajaan kegelapan dan
menagih pajak yang seharusnya dibayar kemarin. Sang ayah bersujud dan meminta waktu kembali
"kumohon, berikan saya waktu beberapa hari lagi, karena uang tersebut telah saya gunakan
untuk bersalin istri saya" dengan suara yang penuh kasian
"tidak ada waktu, waktu yang diberikan sudah cukup untuk mencarinya" sang komandan
kegelapan berbicara sembari menodongkan sebuah pedang di leher sang ayah.
Sang ibu yang berdiri dibelakang suaminya sambil menggedong anaknya mulai ketakutan
dan memeluk erat erat putra pertamnya. Sang komandan yang melihat anak bayi yang di
peluk oleh ibunya. Sang ayah yang mengangkat kepalanya dari sujudnya melihat komandan
yang sedang menatap anaknya. Dan sang komandan kegelapan menyarungkan kembali
pedangnya. Sang komdan yang mendekat ke istrinya dan hendak ingin mengambil anaknya
di hentikan oleh sang ayah dengan medorong komandan kegelapan ke dinding dan
menyuruh istrinya kabur.
"cepat lari, bawa putra kita pergi dari sini. Aku akan membuka jalan untukmu, dan bawalah
anak kita dan besarkanlah"sambil menahan sang komandan dengan kedua tangan dan
kakinya.
"tapi bagaimana denganmu, aku tak ingin meniggalkaan mu sayang. Bukankah kita akan
berjaji untuk membesarkan anak kita bersama-sama". sang istri yang enggan meninggalkan
suaminya
"sudahlah!!!!, turuti permintaanku dan larilah sebelum para perajurit yang dia bawa kesini"
guman sang suaminya
Sang istri bergegas keluar dan meninggalkan suaminya, tapi sang komandan tidak tinggal
diam dan mulai memanggil para penjaga dan melepsakan diri dari pegangan sang ayah dan
membuat sang ayah pingsan. Dan seketika datang beberapa perajurit yang di bawanya.
'perajurit!!, cepat kejar dan tangkap wanita yang membawa bayi, jangan sampai lolos
cepat!!"
Para perajurit terus mengejar dan mengejar hingga masuk kehutan, sang ibu mulai ke
lelahan dan sanggu berlari lagi. Kemudian melihat sebuah sungai dan meletakan bayinya di
sebuah keranjaang bayi yang digunakan daan menghanyutkn bayinya ke sungai tersebut.
"maafkan ibu nak, ibu tak ingin kau tertangkap dan menjadi budak, suatu hari pasti kita akan
bertemu kembali!"
Sang bayi yang dihanyutkan dalam keranjang bayi mulai menangis dan menjauh, sang ibu
yang berlari kembali menuju ke tempat suaminya tak sengaja bertemmu dengan perajurit
yang tadi mengerjanya dan menangkapnya. Mereka berdua dibawa ke istana kegelapan dan
dihadapkan ke raja untuk dijadikan budak.
Sang bayi yang terus hanyut semakin jauh dan jauh, dan pada keesokan harinya keranjang
bayi tersebut dersangkut di akar tepi sungai. Pada saat pagi hari, seeorang yang bernama Ari
cranel pergi kehutan untuk mencari tanaman liar untuk kebutuhanya. Dan saat hendak
mencari kepinggir sungai, Ari melihat sebuah keranjang dan mneghampirinya.
"apa ini?,ada seorang bayi di dalam keranjang, siapa yang membuang bayi ini?" dengan rasa
kasihan melihat bayi tersebut, Ari pun membawanya pulang dan merawatnya seperti
anaknya sendiri. Karena Ari tidak mengetahui nama bayi tersebut, maka dia memberi nama
Haruto.
15 tahun telah berlalu, Haruto semakin besar dan sudah menguasai teknik yang diajarkan
oleh Ari, dan sudah cocok menjadi seorang prajurit bayaran. Dan Ari mulai membicarakan
tentang kebenaran yang seharusnya Haruto dengar da apa yabg harus Haruto tempuh untuk
kedepanya nanti. Saat pagi hari sebelum mulai bekerja, setiap biasa Ari dan Haruto berlatih
di gunung sebelah rumah meraka. Setelah mereka selesai berlatih pedang, merak berdua
beristirahat dibawah pohon. Dan Ari mgajak Haruto untuk berbicara.
"haruto, bisakah kita berbicara sebentar"
"ada apa ayah?"
"sudah saatnya kau untuk mengetahui kebenaran"
"kebenaran?, apa yang kau maksud ayah?"
Dengan sedikit ragu Ari ingin memberitahukan yang sebenarnya tejadi, dan siapa
sebenarnya haruto. Tapi Ari masih tidak sanggup untuk mengatakan bahwa dia bukanlah
putra kandungnya. Dengan raut wajah agak memucat Ari tetap ingin mengatakanya, karena
ini semua demi kebaikan haruto juga.
"ada apa ayah?, kenapa raut wajahmu pucat sekali?"
"haruto, sebenarnya..."
"sebenarnya?"
"sebenarnya kau bukanlah putra kandungku"
Haruto terdiam sejenak dan mulai bertanya dengan nya, dengan raut wajah yang heran dan
bingung. Seakan Haruto ingin ditinggalkan, haruto merasa sedih.
"apa maksutmu ayah!, aku bukan putra kandungmu. tapi ibu sudah meninngal karena
melahirkanku, saat aku lahir kalian sangat bahagia. Tapi karena ibu kekurangan darah,
sebabkan adanya pendarahan yang tidak berhenti, ibu tiada. Ayah yang memberitahukanku,
bahwa ibu adalah wanita yang sangat baik, tapi kenapa. Tapi kenapa sekarang engkau
mengatakan bahwa aku bukan putramu kandugnmu, jawab ayah?"
Dengan raut wajah yang sedih,marah,kesal, semuanya campur aduk dan terlihat dimuka
haruto. Ari yang mencoba untuk menjelaskan dengan rinci dan jelas selalu saja kehabisan
kata-kata untuk mengatakanya. Tapi karena Ari sangat menyanyangi Haruto, walau bukan
anak kandungnya, karena haruto lah Ari bisa merasakan bagaimana rasanya mempunyai
seorang anak.
"aku akan menjelaskan semuanya, tapi aku harap kau tidak membenciku"
"baiklah, aku akan mendengarkannya dan mencoba untuk tidak membencimu"
Dan sedikit demi sedikit Ari mulai menceritakan dimana dia menemukan haruto dan
bagaimana dia membesarkan nya, dan dari mana asalnya dan sebenarnya Ari belum mempunyai pasangan hidup. Waktu pun berlalu, dengan rasa
berat hati untuk menerima semuanya bagi Haruto. Tapi Haruto tetap harus tabah dan sabar
untuk menerima semuanya
"bagai mana haruto, apakah kau bisa menerima semuanya?"
"bagaimana ya, serasa berat untuk menerima semua kenyataan ini, seakan ini hanyalah
mimpi dan hayalan"
"aku juga Haruto, aku juga merasa berat hati untuk menjelaskan ini karena takutnya nanti
kau tidak mempercayainya dan kabur entah kemana"
"tidak mungkin aku melakukanya, dan juga ayah kau bilang menemukanku di dalam sebuah
keranjang di hulu sungai yang berasal dari desa murasaki"
"iy, aku memang menemukanmu di sungai dan sungai tersebut sebenarnya beraliran dari
sungai yang dekat dengan desa murasaki. Memangnya kenapa?"
"bisa jadi orang tua kandungku berada disana, dan karena suatu alasan mereka
membuangku"
"apa yang ingin kau lakukan, kau ingin kesana?"
"iya,aku ingin kesana dan memastikanya"
"sudah ku duga kau akan mengatakan itu, jadi ikut aku sebentar"
"kemana ayah?"
"sudah lah ikuti saja aku, aku akan memberikan sesuatu kepadamu"
"baiklah!"
Ari mengajak Haruto pulang dan mengajaknya ketempat rahasia dibawah rumah. Jalan
rahasia tersebut terletak di bawah meja makan dan ada sebuah tangga menuju ke bawah.
":wahhh, aku tidak mengetahui bahwa dilantai rumah kita ada jalan rahasia"
"hehehe, karena ayah tidak memberitahunya te-he"
Haruto bengong dengan mulut terbuka" gak lucu ayah"
"gk lucu yah, yau dah ikuti ayah"
" kita mau kemana ayah?"
"ayah ingin memberikan sesuatu untuk mu diperjalanan nanti"
"baiklah"
Mereka menuruni tangga sedikit demi sedikit dan akhirnya sampai di tempatnya. Haruto
terbengong melihat senjata yang ada didalam sana. Haruto terkagum dengan senjata yang
ada didalam sana, dan menganggap semuanya keren.
"uuwaaahh!!, keren sekali, ayah tidak pernah menberitahukan bahwa ayah memiliki semua
senjata keren ini, ada panah, tompak,pedang,gada, kapak dan masih banyak lagi. Keren"
"hehehehe, ini adalah senjata peninggalan dari prajurit bayaran, yang telah tiada"
"perajurit bayaran, kenapa senjata prajurit bayaran ada di tempat ayah. Bukankah senjata
ini dirahasiakan. Apa jangan-jangan ayah mencurinya" dengan raut wajah mencurigakan
"tentu saja tidak bodoh, aku dulunya mantan prajurit bayaran. Dan aku di percaya untuk
memegang senjata ini samapi ada generasi selanjutnya"dengan raut wajah marah.
"heeee, ayah adalah seorang prajurit bayaran, dengan tubuh lembek begitu, tidak mungkin.
Kalau ayah menjadi prajurit bayaran, nantinya jadi begini" Haruto membayangkan sosok Ari
yang memegang gada, tapi tidak kuat mengangkatrnya.
"kau mau kupukul Haruto"dengan raut wajah sedikit kesal. Dan Haruto sedikit ngeri
"sudahlah, pilihlah salah satu senjata yang ada disini, dan kuharapa senjata itu mau
menerimamu" dengan wajah penuh keyakinan
"baiklah, aku akan memilih sebuah senjata yang ada disini" haruto berjalan kesana kesini
untuk mencari padaangnya. Dan haruto melihat sebuah pedang bercat hitam dan
bersarungkan kulit yang terletak di pinggir antara pedang lainya. Haruto mengambilnya dan
membawanya kehadapan Ari.
"ayah aku memilih ini" Haruto mencabut pedangnya dari sarungnya dan menegakkan
pedangnya. Ari terkejut dengan pedang yang telah dipilih oleh Haruto. Dan berpikir"benar
yang kau katakan Leo, suatu hari pasti ada seorang yang bisa mencabut pedang darkspalker
dari sarungnya" Ari sangat bersyukur karena ada yang bisa menngunakan pedang tersebut.
Tapi, ari juga merasa takut akan kekuatan yang dasyat dalam pedang tersebut dan Haruto
tidak bisa mengendalikanya. Tapi Ari yakin pasti Haruto adalah anak yang dipercayai oleh
Leo.
"ohhh, kau memilih senjata itu, tapi kalau kau ingin menggunakan pedang tersebut hati mu
harus kuat dan teguh. Jangan sampai terbawa oleh amarah. Karena saat kau marah, maka
pedang itu akan mengendalikanmu" Ari menjelakan semuanya dengan raut wajah serius,
dan Haruto mendengarkan sambil menatap pedang yang ada ditanganya.
"baikah, kalu begitu. Baiklah ayah aku akan bersiap untuk pergi ke desa murasaki. Apakah
ayah akan menemaniku kesana"
"maaf kan aku Haruto, aku tidak bisa menemanimu, karena aku mendapatkan sebuah misi.
Sudah lama aku tidak menjalankan misi jadikau harus pergi sendiri. Dengarkan aku Haruto
sudah saatnya kau belajar di dunia luar" dengan menatap Haruto, Ari percaya bahwa dia
bisa mengendalikan pedangnya.
"baiklah ayah, aku harus bersiap untuk melakukan perjalan" Haruto berlari keatas sambil
memegang pedangya, dan bersiap bersiap. Semua yang bisaa dibawa oleh Haruto letakan
ditasnya dan pedang yang sudah diberikan tali diletakkan dipunggungnya,setelah selasai
besiap Haruto pamit dan melakukan perjalanan.
"baiklah ayah, aku harus pergi sekarang"
"baiklah, berhati-hatilah dijalan Haruto, jangan sampai nyasar ya"
"tidak akan, karena aku sduah membawa kompas yang ayah berikan, baiklah aku
berangkat"Haruto mulai melakukan peerjalan dan meninggalkan Ari. Dalam perjalanan
Haruto melihat dan belajar semua hal yang belum dia ketahui dari brbagai desa yang
dihampirinya. Dari makanan, teknik perpedang yang belum pernah di pelajari. Sudah
berbagai desa yang dilalui dan akhirnya Haruto hampir sampai ketujuanya yaitu desa
murasaki.
Ada seorang gadis yang cantik sedang mencari tanaman liar yang bisa dimakan. Dan tanpa
sengaja gadis tersebut terpeleset dan jatuh. Karena tempat yang di laluinya agak curam
maka sang gadis tersebutpun terjatuh dan meninmpa Haruto yang edang berjalan dibawah.
"aaaaaa, awas yang ada dibawah aku tejatuh"
"uaaaaa" gubrak.
"aduh duh duh, kau tidak apa apa" sang gadis bertanya kepada Haruto
"ya aku tidak apa-apa"seketika Haruto termenung melihat gadis tersebut dan menganggap
bahwa pertemuan meraka adalah takdir
To be continue