Pei Yuanchen menatap matanya.
Entah sejak kapan matanya dipenuhi kabut dan matanya basah.
Kabut itu sepertinya juga menyebar ke dalam hatinya, membuat seluruh hatinya berendam dalam kelembaban ini.
"Ya, aku berjanji. " Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berbicara, "... Sebelum kamu sembuh, kamu tidak akan pergi. "
Ziyi tersenyum cerah, dan sekali lagi mencoba mengangkat tangannya untuk memeluknya.
Untungnya, Pei Yuanchen menahannya dengan cepat.
Suaranya terdengar memperingatkan, "... Jangan bergerak sembarangan!"
Dia menggembungkan pipinya, meletakkan tangannya dengan patuh, dan tidak berani bergerak lagi.
"Kamu mengantuk?" Pria itu memeriksa dahinya lagi, "..." Kemudian tidur. Setelah tidur, penyakitmu akan sembuh. "
Ziyi menggelengkan kepalanya dan membenamkan kepalanya di dadanya. "... Aku tidak ingin tidur. Paman Xiao Bao, temani aku bicara. "
Pei Yuanchen terdiam sejenak, dan akhirnya tidak menolak.