Melihat ekspresi bingung William, Abraham angkat bicara. "Heh. Apa masih belum jelas? Apa perlu diulangi lagi? Semua temuan kami didasarkan oleh fakta. Aku ingin tahu bagaimana pandangan seorang Detektif yang katanya berhasil mengungkap sebuah kasus suli terhadap kasus ini."
Abraham yang kesal hasil kerja timnya dicemooh oleh William berusaha membela diri. Ia sangat yakin bahwa kronologis yang dibacakan oleh bawahannya tadi sangat dekat dengan kenyataannya.
William hanya tersenyum. Ia melepas topi detektifnya, merapikan rambut pirang pendek sebelum memakainya kembali. Dengan tenang ia pun menjelaskan.
"Aku setuju dengan bagian yang menyebutkan motif si pelaku serta bagaimana kejahatan ini telah direncanakan dengan matang sebelumnya, tapi tidak dengan sisanya.
"Poin pertama. Berdasarkan bukti-bukti yang ada, pelakunya hanya satu orang. Jika pelakunya lebih dari satu kemungkinan mereka untuk terlihat sangat tinggi. Jika begitu, seharusnya korban yang jatuh lebih banyak.