Sore itu di wilayah selatan hutan suci. Di atas sebuah batu besar, Jack tengah tidur tengkurap sambil melihat seekor rusa sejauh enam ratus meter dengan teropongnya. Tidak tahu kenapa, wajah rusa itu terlihat sangat sedih di matanya meski sedang menikmati air sungai jernih yang turun dari atas pegunungan.
Melihat ekspresi itu Jack merasa curiga kalau rusa tersebut tahu tidak lama lagi hidupnya akan segera berubah. Ya, berubah menjadi makan malam Jack dan kedua temannya.
Sambil menghela nafas panjang Jack memperkirakan sudut elevasi dan arah angin Jack sebelum menarik pelatuk senapan di tangannya.
Psyu!
Peluru yang terbuat dari mana berelemen tanah meluncur dengan kecepatan sembilan ratus meter per detik dan sampai di pelipis rusa itu dalam waktu kurang dari satu detik. Seketika itu, hidupnya sirna, menguap seperti lilin yang terbakar.
Bersamaan dengan bunyi tembakan Jack, Elduin lari mendekati rusa tersebut sambil mengeluh dengan suara lirih.