Master Agis tetap tenang dan mengaktifkan lingkaran sihir yang ada pada pangkal tombaknya untuk mendorong tumbuhnya beberapa sentimeter ke belakang, cukup untuk menghindari serangan pedang Jack.
Master Agis tersenyum tipis karena mengira sudah berada diluar jangkauan senjata musuhnya. Tapi pedang di tangan Jack tiba-tiba memanjang menjadi tombak hitam yang mengarah ke wajahnya. Secara reflek ia memiringkan kepalanya untuk menghindari serangan tersebut, tapi ujung tombak Jack sempat menggores pipi kanannya.
"Maaf master!"
Jack buru-buru mengambil botol penawar berwarna biru dari pinggangnya lalu mencoba menyerahkannya pada master Agis.
"Tidak perlu."