"Kamu mulai nakal dan manja Dean." ucap Marey dengan gemas akhirnya mengalah dan mengecup kedua pipi Dean dengan hati berdebar-debar.
"Terima kasih Marey cantik. Setelah kita menikah besok, kamu harus mencium pipiku setiap hari dan mengatakan kata-kata yang manis untukku." ucap Dean dengan sebuah kerlingan di matanya.
Wajah Marey memerah kemudian membuka pintu mobil.
"Cukup untuk hari ini manja kamu Tuan Dean. Sekarang ayo... cepat keluar sebelum Momy ke sini dan membuatku malu." ucap Marey seraya keluar kemudian menunggu Dean keluar dari mobil.
"Apa kamu bisa membantu memapahku masuk sampai ke kamar Marey? aku mau istirahat." tanya Dean setelah keluar dari mobil.
"Tentu, aku akan membantumu Dean." ucap Marey kemudian memapah Dean dan membawa masuk ke dalam rumah.
Dengan ingatannya yang masih melekat di otaknya, Marey membawa Dean ke kamar atas dekat ruang musik di mana Dean biasanya memainkan musik piano dan bernyanyi dengan suaranya yang merdu.
