"Bukankah kamu sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini?" ucap Marey dengan sebuah senyuman tapi terlihat jelas kalau dia merasa sedih dengan apa yang terjadi.
"Sebenarnya aku ingin selalu bersamamu dan tidak ingin bekerja sampai keluar kota. Tapi bagaimana lagi, aku harus bertanggung jawab atas semua masalah perusahaan yang tidak bisa terkendalikan lagi," ucap Luis dengan tatapan bersalah.
Marey hanya bisa terdiam tanpa bisa berkata apa-apa.
"Berapa hari rencana kamu keluar kota Dean?" tanya Marey dengan tatapan penuh.
"Mungkin dua minggu paling cepat," ucap Luis tidak sanggup membalas tatapan mata Marey yang terlihat sedih.
"Jangan sedih Rey, aku pergi tidak akan lama," ucap Luis benar-benar merasa berat harus meninggalkan Marey dalam kesendirian. Tapi bagaimana lagi, Erika sama sekali tidak memberikan kesempatan padanya untuk bisa membahagiakan Marey.
Marey menganggukkan kepalanya berusaha untuk tidak menangis.