Pagi di hari minggu yang cerah, cahaya mentari yang menembus hordeng tak membuat RI ataupun Minji melonggarkan pelukan panjang mereka sepanjang malam. Rasa rasanya hangat dekapan RI, atau deru nafas Minji, begitu membuat nyaman dan enggan cepat terjaga.
Minji tak bisa berbohong dengan perasaannya pada RI. dia sangat mencintai pria ini, pria yang tampak aneh dan berlebihan saat berada di dekatnya. pria yang bisa membuat Minji gila dan panas.
cinta mereka selalu terjeda waktu, Minji tak bisa melupakan pertemuan pertama, kedua dan ketiga. dia menarik nafas dalam dan menghembuskan perlahan. berharap tak mengganggu tidur nyenyak kekasihnya yang begitu dalam.
"Haruskah kita tak usah bangun?" Minji tersenyum dan mengintip diantara mata sipitnya. RI masih enggan membuka mata dan semakin mendekap erat Minji ke dalam pelukannya.
"Aku sangat senang kau ada bersamaku kini" ujar RI melayangkan kecupan pada rambut lurus Minji. masih dengan mata tertutup.
