Chereads / Bukan cinta yang salah / Chapter 21 - Tawaran

Chapter 21 - Tawaran

Risa masih mengingat jelas wajah curiga kedua rekan kerjanya. Belum lagi mulut mereka yang lemes, apapun dijadikan topik pembahasan yang berlebihan. Risa terlihat sangat risau. Bos Glenn menoleh sambil mengemudikan mobil. Dia meneliti wajah serius gadis di sebelahnya. "Kamu memikirkan sesuatu?" Tanya bos Glenn.

"Mmm… wajah Reza tak bisa berbohong, dia memasang sabuk pengaman. Risa menarik nafas membuat bos Glen menyimak serius kalimat yang akan Risa ucapkan.

"rekan kerjaku, Reza dan Joy. Sepertinya mereka curiga dengan hubungan kita" ucap Risa dengan suara bergetar. Gadis itu sungguh tak ingin pekerjaannya terganggu, dan dia pun tak ingin hubungan asmaranya terganggu. Bos Glenn telah merenggut perasaan cintanya, dia ingin semua berjalan dengan sangat baik dan sangat lancar. Antara pekerjaan dan hubungan asmaranya berjalan dalam satu garis sejajar yang sempurna. Ingin rekan kerja mengetahui hubungan spesial antara dia dengan bos Glen,itu akan mengganggu konsentrasi kerja. Begitulah pikir Risa. Belum lagi, gosip yang akan tersebar, Risa tak bisa membayangkan!

berbeda dengan Risa, bos Glen memasang wajah yang tenang tenang saja. Pria itu terlihat sangat santai.

"Lelaki yang tadi masuk ke kamar kamu?" Bisa mengangguk, mengiyakan. "Jadi kay menghawatirkan dia?" Riza mengangguk sekali lagi, mengiyakan. Bos Glen menaikkan alis sebelah, dia terlihat berpikir untuk sesaat.

"pria seperti itu sangat berbakat membuat rumor dan menjadikannya bahan obrolan yang tak berkesudahan" Risa mengangguk sekali lagi, dia sangat setuju dengan pendapat bos Glen. Reza memang pintar sprending rumor.

"saya mengerti perasaan Risa" sembari mengelus lembut kepala Risa, bos Glen melemparkan senyuman tipis.

"kamu tenang saja" ujar bos Glen dengan kalem. Pria itu mencari sesuatu di dalam tasnya. Tangannya memegang sebuah kartu, dia memberikan pada Risa.

"Apa ini?" Tanyarisa mendapati kartu akses dari tangan kekasihnya.

"Saya membeli sebuah apartemen untuk kita"

"HAH!! "Teriak tak percaya. Gadis itu terkejut. Apartemen? Untuk siapa? sebentar, bisa berusaha berpikir. Gadis itu memasang wajah serius.

"ada apa?" Tanya bos Glen mendapati wajah terkejut Risa berubah serius. Risa menoleh, dia tak mengerti harus memasang wajah seperti apa saat ini. Haruskah dia senang atau?

"Bos.." suara terdengar pelan dengan nada manja.

"Sebuah apartemen untuk.. kita?" Mencari jawaban lebih pasti pada kekasihnya. Bos Glen mengangguk dengan cepat dengan ekspresi wajah santai. Pria itu bahkan memasang senyum, Risa melongo tak percaya, semua ini seperti keajaiban baginya.

"Aku dan bos grand tinggal bersama?" Riza tak percaya dengan anggukan cepat kepala bos grand. Risa menggeleng tak percaya.

"Tak bisa bos!" Ketus Risa. bos Glen menoleh bingung, pria itu mengangkat bau seolah bertanya, kenapa!

"kalau aku dan bos Glen keluar dalam waktu yang bersamaan, lalu kita berangkat kerja bersama, pulang juga bersama.." jelas Risa dengan raut wajah penuh emosi bercampur panik. "Apa kata semua orang nanti bos!"

Bos Glen menatap wajah panik Risa sesaat lalu kembali fokus menyusuri jalanan.

"tapi saya ingin kamu selalu bersama saya! Tanda Pati pintar bos glen dengan manja. "Apa kamu tidak ingin bersama dengan saya?" Riza segera menggeleng. Bukan itu yang dia maksud. Rica mencoba menjelaskan sekali lagi

"Aku tak bisa keluar dari mess bos "wajah kecewa bos Glen sedikit mengganggu pikiran Riza, tapi itulah kenyataannya. Nggak di situ tak mungkin keluar dari mess dan memutuskan tinggal bersama dengan bos Glen.

"Baiklah, saya mengerti" balas bos Glen kemudian.

"saya akan pindah ke apartemen" ujar bos Glen. Matanya melirik Risa dengan maksud tersembunyi, bisa memasang wajah ingin tahu, dia masih tak mengerti.

" Kunjungi saya setiap weekend! "Pinta bos Glen, dia mendapatkan anggukan dan senyuman dari Risa.

"Jadi hari ini kita ke mana!"

"saya ingin memperlihatkan apartemen itu pada kamu. Tapi kamu bilang tidak akan tinggal bersama saya, walau saya sedikit kecewa tapi tidak apalah"ujar bos Glen menyimpan kekecewaan.

"yang penting bisa di sisi saya saat ini!" Risa tersenyum menerima kalimat manis dari bibir kekasihnya.

______

sebuah apartemen di perbatasan kota. Kota wisata dengan mall dan apartemen berikut kolam renang dan fasilitas wisata lainnya, semua lengkap disini. Gadis itu begitu senang dan takjub melihat ruangan yang sudah tertata rapi dengan furniture minimalis keluaran merchant mebel ternama.

"Wah, udah punya lengkap!" Seru Risa berteriak girang. Bos Glen mengangguk.

"Wah, bos Glen tak perlu pergi ke gym! "masih dengan takjub Risa bergumam, dia tak percaya mendapati beberapa alat fitnes di ruangan kamar yang lain. Gadis itu mencoba menaiki treadmill, dia meneliti di mana dia harus menghidupkan mesin ya, gadis itu tak paham. dari kamar Risa keluar dan menuju balkon. Dari balkon dia bisa melihat kolam renang dan wisata botani di depan sana. Ada banyak rusa di dalam kebun berukuran luas dengan pagar beton berwarna putih.

" Wah wah, sumpah ini keren sekali! " Gumam Risa takjub.

"Ada apa?" dengan tiba-tiba bass glerr merangkul Risa dari belakang. Pria itu menyandarkan kepalanya di bahu Risa.

"Kamu suka?" Risa mengangguk cepat. Tentu saja dia suka, pemandangan di depan sana sungguh indah.

"Aku berharap suatu saat nanti bisa membelikan orang tuaku.. "bisik Riza pelan. bisa tak bisa membayangkan jika orangtuanya bisa tinggal di sebuah apartemen indah seperti ini, pastilah mereka sangat senang.

"A, kenapa kamu bilang seperti itu?"bos bulan bertanya tanpa merubah posisi mereka.

"Rumah dan apartemen sangat mahal. Tabunganku tak kunjung cukup untuk membelikan rumah buat orang tuaku. "Dengan wajah menggaris senyum getir bisa sedikit membagi cerita. Bos Glen menyimak dengan seksama, sesekali dia mencium rambut Risa dengan penuh perasaan.

"Dulu mereka terpaksa menjual rumah untuk biaya sekolahku"wajah Risa mendadak sendu."kau tahu bos, biaya sekolah mode itu sangat mahal!"hujan Risa bercampur sedikit emosi, dia jelas masih emosi mengingat berapa banyak uang yang diusahakan orang tuanya untuk biaya pendidikan Risa dulu.

"aku harus membelikan rumah yang indah untuk orang tuaku." Bisik Riza berjanji pada diri sendiri. gadis itu menggenggam pergelangan tangan kekasihnya. Bos Glenn menggaris senyuman tipis melihat wajah Risa. Orang tua Risa sungguh beruntung, anak gadisnya tak pernah melupakan kasih sayang mereka, bos Glen tersenyum sekali lagi. dia sangat menyukai Risa yang seperti ini, pria itu mengeratkan dekapannya, dan memberikan ciuman di telinga Riza, membuat Riza sontak menjauhkan kepalanya.

"Itu geli.."protes Risa, bos Glenn terkekeh gemas. Melihat reaksi Risa bos gleen melakukannya sekali lagi, dia tak peduli jika Risa terus menghindar, sekali lagi bos Glen mendapatkan kesempatan, dia tak hanya mencium, kini pria itu menggigit kecil di sana.

"saya akan memberikan hadiah untuk orang tua Riza.." bos grand dengan suara berat. Bisa memutar badan hingga wajah mereka hampir bertemu. Apa dia tidak salah dengar?

"AH! "Bos Glen mengangguk menjawab wajah terkejut Risa.

"Kau tinggal katakan saja, apa kau menginginkan sebuah rumah atau apartemen?"