Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Evan Elmira Story

🇮🇩Cathy29
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.9k
Views
Synopsis
Dia wanita yang dulu pernah mengisi hatiku tanpa pernah aku menyadarinya. Wanita yang telah bersamaku sejak bayi. Mungkin ini takdir Tuhan membuat kami selalu bersama hingga dewasa. Tapi pemikiran akan Takdir yang Tuhan berikan telah berubah. Wanita itu tak pernah memikirkan akan perasaanku kepadanya. Ia pergi menghilang saat diriku butuh kehadirannya. Sehingga diriku mengetahui bahwa dia juga mencintai diriku seperti diriku juga mencintainya. Tapi kenapa ia harus pergi? Kenapa ia tak juga jujur atas perasaannya kepadaku?
VIEW MORE

Chapter 1 - Janji yang tidak ditepati

"Reyna sayang" peluk Sania kepada sahabat sejak mereka bayi.

"Aku merindukanmu Rey"

"Aku juga merindukanmu San. Bagaimana dengan baby Evan?"

"Babyku yang tampan baik-baik saja kok bersama mama dirumah. Bagaimana dengan si cantik satu ini?" ucap Sania menatap bayi yang sedang tertidur lelap didalam box babynya.

"Elmira juga anteng banget kok San. Kapan nih kita bisa playdate?"

"Setelah baby kita berumur 1 tahun sebentar lagi bukan? Kalau sekarang aku tak mau kebrutalan Evan membuat Elmira menangis nantinya" khawatir Sania mengingat Evan pernah membuat anak tetangganya menangis kencang.

"Aku yakin Evan akan baik dengan Elmira, San. Mereka akan menjadi teman yang baik seperti kita"

"Lebih bagus lagi kalau kita jadi besanan Rey" seru senang Sania membayangkan Evan dan Elmira bisa menikah. Mereka saja masih balita, sudah disuruh nikah aja sama Sania dan Reyna hanya geleng-geleng.

"Ampun deh San. Pliss atuh jangan ada jodoh-jodohan. Kalau mereka berdua jodoh ya Aminin aja dan kalau enggakan mereka bisa jadi kakak ade juga kaya kita" jelas panjang Reyna membuat Sania cemberut.

Melihat Elmira tidur sangat pulas membuat Sania merasa moodnya agak kembali baik. Elmira tidur cantik kalau kata Sania mah. Tar kalau Elmira jadi putri tidur, yang bangunin Evan katanya. Reyna tepuk jidat kalau dengerin omongan absurdnya sahabat dari oroknya ini.

Sania selalu saja datang mengunjungi Reyna pada jam-jam menurut Reyna amazing. Coba liat sekarang, Sania memboyong Evan sejak jam 7 pagi hanya untuk membuat Evan suka dengan Elmira. Kata Reyna "Untung sayang yah San? Kalau engga udah gue usir kapan tau loe. Datang kaga kasih kabar dan masih pagi lagi bawa Evan"

"Demi masa depan berbesanan dengan loe Rey" itulah ucapan Sania yang langsung saja membawa Evan kekamar Elmira yang masih tertidur.

"Beneran yah si Sania mau jodohin anaknya sama anak kita Rey?" ucam Samuel suami Reyna yang belum berangkat kerja.

"Iya kak. Niat banget dia mau jodohin Evan dan Elmira. Padahal aku udah kasih tau kalau mereka jodoh pasti gak akan kemana" kesal Reyna.

"Ya sudah biarkan saja Sania. Kakak berangkat dulu ya" cium Samuel kepada Reyna dan berangkat kerja.

Sesaat Samuel mau berangkat, Farel datang dengan wajah paniknya kearah Samuel dan Reyna.

"Sam, Rey, liat bini sama anak gue gak? Masa gue bangun tidur mereka udah ilang gitu?" panik Farel.

Pasti Sania main pergi tanpa pamit nih sama suaminya. Buktinya aja Farel dengan paniknya sampai salah pakai sendal coba.

"Gue liat bini loe Fa" ucap Samuel

"Dimana Sam? Biar gue jemput bini sama anak gue"

"Dikamar Elmira" jawab Reyna santai

Dengan panik Farel langsung menuju kamar Elmira. Kalau ditanya tahu apa engga yang pasti Farel udah tahu. Soalnya Farel sama Sania tuh sama. Sama-sama mau jodohin Evan dan Elmira. Apa dosa Samuel dan Reyna coba, punya temen kek modelan Farel dan Sania. Kalau mereka punya anak lagi bisa-bisa dijodohin juga lagi. Membayangkan saja Samuel dan Reyna menolak keras.

"Belum jadi besan aja sudah begitu mereka, apalagi udah jadi besan beneran kak?"

"Makanya kita punya anak lagi aja Rey, tapi cowo yah. Soalnya kakak yakin kalau mereka gak akan ada niatan punya anak lagi dan kita bisa punya besan normal kalau anak kedua kita nikah" jelas panjang Samuel

"Anak satu aja belum setaun, udah minta anak lagi aja sih kakak" Reyna memukul lembut lengan Samuel

"Kamu juga mau kan sayang?" senyum Samuel menggoda istrinya. Reyna mengangguk mengiyakan ucapan suaminya.

Kebiasan Sania Farel berlanjut sampai umur Evan 10 tahun dan Elmira 9 tahun. Evan dan Elmira sudah seperti kakak ade kalau orang lain yang melihatnya. Sekarang yang membawa Elmira dan Evan adalah Sania tanpa Reyna. Karena Reyna sedang dirumah sakit untuk menunggu kelahiran anak ke duanya.

"Mommy, El mau main disana boleh?" tunjuk Elmira ke tempat bermain anak-anak.

"Boleh sayang" Sania mengizinkan

"Kak Evan ayo kita main kesana" Elmira menarik tangan Evan mengajaknya bermain.

Evan hanya menuruti keinginan Elmira yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Sebenarnya Evan sudah meminta mommynya adik yang lain selain Elmira. Kata mommynya "Mommy cukup kamu aja. Kan bentar lagi mama Reyna akan melahirkan adik laki-laki juga untukmu"

Evan hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban mommynya yang unik ini. Begitu juga dengan Daddynya yang hanya menjawab " Daddy cukup kamu aja dan nanti kalau kamu menikah kasih daddy cucu yang banyak yah"

Apa salah Evan memiliki orang tua macam Farel dan Sania. Bukan kasih adik malah minta cucu. Evan juga masih 10 tahun. Masih lama kalau mau kasih cucu kepada daddy dan mommynya.

Elmira dan Evan bermain berbagai macam permainan dengan pengawasan Sania. Mereka berdua sangatlah menggemaskan dalam pemikiran Sania. Jangan lupa Sania juga berandai-andai kalau Evan dan Elmira punya anak, mungkin ia akan rela menemani cucu-cucunya bermain seperti ini.

"Berandai-andai boleh tapi jangan ketinggian" ucap Reyna yang sudah kesekian kalinya kepada Sania dan Farel. Mereka kini berada dirumah sakit setelah Reyna melahirkan Edward anak keduanya.

"Si tampan dan imut" kalau kata Elmira.

"Jadi temen main Evan kalau sudah besar" kata Evan tak mau kalah. Masih bayi saja sudah jadi rebutan gimana sudah besar? Bikin kubu kali mereka.

9 tahun kemudian

"ELMIRA!!"

Sebuah teriakan memanggil dirinya yang sudah ia tahu Samantha memanggilnya. Sahabat sejak duduk dibangku SMP.

"Kenapa chat gue pagi ini tidak loe balas?"

"Sengaja" ucap Elmira santai

"Sial" kesal Samantha

"Memangnya kenapa sih Sasa? Ada apa lagi sama Romeo? Selingku lagi?"

"Romeo dan gue udah putus kemarin"

Elmira bertepuk tangan. Bukannya menghibur, Elmira malah mengucapkan "Selamat yah Samantha"

"Loe itu bahagia banget yah kalau gue putus?" keluh Samantha

"Baguslah kalau putus dari cowo kaya Romeo itu. Udah playboy cap badak masih aja loe jadiin pacar. Herman gue sama loe"

"Kaga usah bawa-bawa si Herman kali. Mentang-mentang dia udah suka gue dari SMP"

"Sengaja" ucap santai Elmira

"Loe mau jodohin gue sama Herman?" protes Samantha

"Ya iyalah. Herman tuh udah baik, sopan, berwibawa, ganteng, banyak fansnye, dan lagian udah pada tau juga klo dia setia. Buktinya dia masih setia suka sama loe sampe sekarang" jelas Elmira

"Gue gak tau El" Samantha ragu

"Gue yakin kok Herman gak akan kaya si Romeo playboy cap badak itu, Sa" ucap yakin Elmira semangat

"Dan gimana sama loe El? Gimana sama perasaan loe sama kak Evan?" ucap Samantha membuat Elmira sendu memikirkan Evan.

"Cerita cinta yang tidak tau kapan dimulai dan kapan diakhiri" ucap sendu Elmira

"Gue harap kak Evan mendapatkan pencerahan yah El" harap Samantha yang sudah mendengar curhatan Elmira

"Gue juga harapnya gitu Sa. Udah capek juga gue nunggu tapi tanpa kepastian yang jelas"

"Gak ada yang gak mungkin kok El. Gue yakin loe pasti nanti akan bahagia" semangat Samantha

"Dengan atau tanpa kak Evan" tambah Elmira

Cukup Elmira menunggu Evan yang sudah menghilang tanpa penjelasan. Cukup juga buat Elmira kalau perasaannya masih digantung sama Evan. Dulu dengan gampangnya dia meminta Elmira menikah dengannya. Kalau Elmira mau nikah, bisa aja dengan pria lain bukan dengan Evan. Elmira sudah kesal dengan Evan dan jika dia tidak segera muncul sebelum ia pergi kuliah di Jepang, ia akan mencari pacar orang Jepang yang setia dan juga tidak akan meninggalkannya.

Elmira berhak bahagia seperti papa dan mamanya. Enak saja menggantung perasaannya kaya gini sama Evan. Biarin kalau Evan muncul lagi Elmira sudah memiliki pendamping dan tidak ragu lagi dengan perasaannya kepada Evan.

"Kapan loe berangkat ke Jepang?" tanya Samantha mengalihkan pikiran Elmira kepada pria hantu.

"Lusa gue berangkat. Kenapa beb? Belum pergi aja loe udah kangen dulu sama gue?" ledek Elmira.

"Iya gue gak redo loe pergi ke negara orang. Tar temen gibah gue siapa dong?" Samantha memeluk manja Elmira.

"Uuuu cian. Kan kita masi bisa video call bebeb sayang. Paling beda jam gak akan menghalangi kita gibahin orang"

"Janji loe yah. Kalau ada apa-apa kabarin gue aja. Nanti gue akan minta papa anterin gue ke Jepang buat nemenin loe kalau ada apa-apa" janji Samantha

"Thanks beb. Gue seneng punya loe kaya saudara buat gue"

"Gue juga seneng punya loe yang selalu ada buat gue. Selalu bela gue dan nasehatin gue kalau gue salah. Love you my sister"

"Love you too sister"