Aku hanyalah si penikmat rindumu, bagai angin yang membawanya padaku.
Menyebar ke seluruh saraf di kepalaku, yang memaki sanubari akan dirimu.
Kepada awan yang senantiasa bersama langit dan juga kepada angin yang tertiup setiap saat hembusan nafas derasmu.
Tuhan aku mohon...
Sampaikanlah rasa ini kepadanya. Aku sedang menikmati kerinduan ini tanpa mengetahui kapan kerinduan ini akan berlalu.
Aku tak mengerti mengapa aku tak kunjung dapat kabar tentangnya dari langit?
Atau mungkinkah langit terlalu bisu? Untuk mengabarkan segalanya tentangmu, Senyummu selalu saja berhasil meracuni seluruh jiwaku, hingga hatiku dan benakku selalu ingat tentangmu.
Aku benci ini!
Merindukan seseorang memang terasa nikmat, namun jika kerinduan berlangsung lama, bukankah itu terasa menyakitkan?
***
Bersambung...
Next???