"Kau janji tidak akan tertawa," kata Faye lebih keras
Denis berpikir sejenak.
Apakah masalah Faye terlalu lucu? Sampai mereka harus berjanji segala?
Denis semakin penasaran, "Baiklah, aku janji."
Faye mengambil napas panjang, "Aku ...." Ia berhenti untuk mengambil napas lagi ketika merasakan pipinya memanas. Sulit sekali mengutarakannya tanpa ada perasaan malu, "aku iri kau cepat sekali akrab dengan para pegawai ku ku ..."
Denis ternganga lebar. Ia tidak mengerti hal sekecil itu dipermasalahkan. Bukankah malah bagus bagi dia? Jadi tidak perlu ada acara pendekatan sesama pegawai karena sudah akrab, bukan? "Apanya yang membuat kau iri?" tanyanya serius.
Faye memalingkan wajahnya yang sudah panas karena malu, meski begitu, ia diam-diam melirik dia, melihat apakah ada ekspresi kejahilan di wajah dia.
Tidak ada.
Denis menepati janjinya