Faye menunggu kedua pria dewasa yang berdiri tegap di depannya membuka percakapan. Ia tidak mau terlihat bodoh menuding dia tanpa alasan jelas. Ia memilih memperhatikan situasi terlebih dulu.
"Mengenai itu, bisakah dilakukan setelah selesai bekerja saja?" Denis bertanya, memohon.
"Kau tahu Ayahmu inginnya sekarang, bukan?" Aiden bertanya balik.
"Aku mengerti, tapi Papa ada di Indonesia, mana mungkin melihat," kata Denis gugup.
"Kau mau aku berbohong, Denis?" Aiden bertanya, "kau tahu akibatnya, bukan?"
Denis mengerti betul, tetapi ia benar-benar belum siap menjadi manajer, menggantikan posisi Faye, "Hanya beberapa jam saja. Aku memohon padamu dengan penuh hormat."
"Denis, kau takut? Aku yakin kalian sudah membicarakan ini, bukan?" Aiden bertanya, menatap Denis dan Faye secara bergantian.
Tidak ada jawaban.
Aiden mengamati mereka berdua dengan intens.
Mereka berdua memasang ekspresi berbeda.
Denis gugup, sementara Faye kebingungan.