"IBUMU!" jawab Celine dengan lantang.
Duuaaaarrr.....!
Dia tidak salah dengarkan?
Bagaikan petir yang menggemuruh! Mengejutkan batin Darren. Apa yang baru saja didengar yang tadi? Apakah pendengarannya bermasalah? Apa mungkin, dia salah dengar? Tetapi tidak, kata itu terlalu jelas. Sangat jelas, sehingga membuatnya terdiam seribu kata.
"Kenapa malah diam? Apa kamu mencoba mencari kata untuk menyangkal ucapanmu?" tanya Celine.
"Celine..."
"Ya, itu dia yang melakukan ini Darren. Ibumu yang sudah membuat tanda jiplak tangan di pipiku! Dia!" pekik Celine.
Bibir Darren bergetar. Bukan karena takut untuk membalas maminya, tetapi masih sulit menerima fakta bahwa mami yang dipuja semalam ini akan melakukan tindak kejahatan itu. Bagaimana bisa? Seseorang yang selalu bersikap lembut luar biasa, murah tersenyum, akan menampar wanita lain dengan cukup kuat seperti ini. Apakah dia masih ibu yang dibanggakan Darren selama ini?