"Apa kau tidak merindukanku?". Rudolf bertanya kepada gadis seksi berambut biru, dia tidak lain adalah Dwyne, "Heh, sepertinya kau merindukan pukulan ku, 5 tahun? Hmm waktu yang cukup lama". Dwyne berkata dengan dingin, itu memang sudah sifat aslinya.
"Ayolah kita baru saja bertemu setelah 5 tahun silam, dan kau masih bersikap dingin kepadaku, bukankah itu sedikit keterlaluan". Rudolf menggelengkan mata sambil sedikit mengangkat alisnya dan mendesah ringan.
"Aku bukan orang naif sepertimu yang hanya bersikap dingin ketika berada dalam pertempuran, dan aku sangat membenci orang-orang naif seperti dirimu". Balas Dwyne dengan acuh tak acuh.
"Hanya karena persoalan itu kau membenciku? Kau sedang bercanda bukan?". Rudolf sedikit terkejut mendengar jawaban dari Dwyne.
Meskipun mereka tidak terlalu dekat, tapi setidaknya merak tidak boleh saling membenci satu sama lain, itulah yang dipikirkan Rudolf.