"Suaaa".
Angin ungu terbentuk di kakinya lalu sebuah sayap angin berwarna ungu pun ikut muncul di punggungnya, dan karena hal tersebut, dia telah memasuki level kecepatan yang benar-benar baru.
"Menghindar!".
Memanfaatkan kecepatannya, petinggi monster nomor 1 segera menghindari tebasan pedang petir biru Virgo.
"Wussst".
Meskipun dengan kecepatan itu, lengannya tetap terkena, "Brengsek dia masih berhasil mengenaliku". Batinnya, awalnya dia berpikir bisa menghindar sepenuhnya.
Dengan wajah masam, dia mengayunkan tangannya dengan cepat, mengarahkan angin ungunya untuk mencincang Virgo.
"Mati kau!".
Teriaknya dengan keras, lalu angin ungu itu pun menggulung ke arah Virgo, bagaimana pun keduanya masih berada di dalam putaran angin tersebut.
Dengan begitu dia sangat yakin, efek serangannya lebih kuat beberapa puluh kali lipat di bandingkan serangan angin yang di luncurkan ke luar.
"Suttts ... Suttts".