Sementara itu Loxsa terduduk menunduk, tubuhnya terkulai lemas dengan darah segar yang terus menetes dari wajah dan badannya.
Namun sesaat kemudian aura mencekam tiba-tiba keluar dari tubuhnya, aura itu secara perlahan mulai mendidih.
Batu yang setengah hancur di belakangnya bergetar dan ikut di selimuti oleh aura ungu yang semakin mencekik tersebut, secara perlahan puing-puing batu itu mulai terangkat bersama dengan aura Loxsa yang mendidih.
Rambut yang cukup panjang juga ikut terangkat seolah angin sedang berhembus dari dasar bumi, dan bola mata ungunya mulai menghilang dari cangkangnya dan kini kedua matanya hanya menyemburkan bola api ungu kecil.
Kini tubuh Loxsa telah berdiri sempurna mengambang 5 meter dari atas tanah, menatap monster tubuh baja dengan tatapan kosong yang di penuhi keinginan membunuh, seringai menakutkan pun menyertai wajahnya.
"Bunuh ... Aku harus membunuh para monster!".