"Apa itu? mungkinkah hanya angin?" Pikirnya karena tidak melihat binatang apapun di sekitarnya.
Udara di dalam hutan menjadi semakin berat, dia menjadi kesulitan bernapas, di tambah dengan rasa dingin yang menusuk ke dalam tulang, membuatnya menggigil.
Kini, dia sudah masuk ke dalam hutan lebih dari seribu meter, suara aneh berulang kali terdengar di dekatnya, seolah ada sosok yang mengikutinya.
"Sousst ... Sousst."
"Terdengar lagi" Virgo mulai bergidik, ia benar-benar yakin itu bukan suara angin, "Siapa di sana?" Teriak Virgo, menoleh ke segala arah untuk menemukan petunjuk.
"Srek ... Sreek."
Kini, suara dedauanan yang saling bergesekan terdengar jelas olehnya, lalu, puluhan daun hijau dan kuning tiba-tiba jatuh, mengambang dengan ringan di udara tepat di hadapannya, Virgo menelan ludahnya sendiri.
"Ini ... Auranya sama dengan Monster brengsek itu." Virgo bisa merasakan aura membunuh yang begitu dingin, walaupun tidak lebih kuat dari monster kadal besar yang memangsa orang tuanya.
Namun dengan kondisinya yang sakit dan sendirian dalam hutan gelap membuatnya lebih putus asa dan ingin segera berlari, tapi sayang tubuhnya hanya bisa mematung, napasnya pun menjadi berat tidak beraturan.
"Apakah aku akan mati di sini? di tangan monster?" Batinnya, bagiamana pun, sekarang dia bisa merasakan ancaman sedang berada persis di belakangnya, namun dia tidak berani menoleh dan hanya memejamkan mata pasrah.
"Ayah, ibu ... Aku akan segera menyusul kalian." Virgo tersenyum pahit.
"Dbuurghn"
Suara gemuruh petir yang meledak-ledak terdengar dari kejauhan.
"Wussst ... Sreekt."
Sesaat setelah suara ledakan petir, tiba-tiba terdengar suara kilatan membelah angin dengan sangat cepat, kilatan hitam yang nyaris tidak terlihat di kegelapan.
Kilatan hitam menuju ke tempat Virgo, dan menyambar seekor kelelawar sebesar orang dewasa dengan panjang sayapnya mencapai 5 meter.
Kelelawar raksasa itupun langsung berubah menjadi abu.
Dan aura membunuh yang di rasakan virgo sebelumnya langsung menghilang, Virgo yang masih menutup mata merasa sangat lega, ia benar-benar sudah berpikir menjadi makan malam makhluk tersebut.
Dia membuka mata perlahan, lalu samar-samar melihat sebuah cahaya keemasan tepat di hadapannya, dia memijat matanya beberapa kali untuk memastikan.
"Mungkinkah itu seekor kunang-kunang, tapi ukurannya cukup besar." Pikirnya.
Cahayanya begitu terang dan terlihat sangat indah, dia pun langsung terpesona dengan kunang-kunang tersebut, itu adalah kali pertama dia melihat kunang-kunang yang begitu cantik dan besar.
Sesaat kemudian Virgo mulai tersadar, dan mulai melihat keadaan sekitar, "Mungkinkah ada badai di tengah pulau, dan suara di dekatku barusan itu berasal dari sana?" Dia sangat penasaran dengan apa yang terjadi, kemudian menyusuri sekitar.
"Tidak ada yang aneh, apa yang sebenarnya terjadi". Sesaat Virgo mencium bau hangus terbakar, "Apakah petir menyambar kesini, lalu makhluk itu langsung melarikan diri?". Memikirkan itu membuatnya merasa semakin penasaran, ia memutuskan untuk memeriksa lebih teliti lagi.
Namun, setelah mencari beberapa saat Virgo tidak menemukan petunjuk apa pun, ia akhirnya menyerah dan kembali ke kunang-kunang yang di lihat sebelumnya.
Virgo dengan cepat mencari kembali kunang-kunang yang di lihat sebelumnya, ia sangat terkejut ketika melihat kunang-kunang emas telah berubah menjadi bola energi hitam yang memiliki aura mengerikan. Ukurannya sedikit lebih besar dari bola pingpong.
"Kemana perginya kunang-kunang itu?". Virgo menggaruk kepalanya karena bingung, sambil mengamati bola energi hitam.
"Apa itu? Bukankah tadi itu adalah seekor kunang-kunang, mungkinkah telah berubah? " Gumamnya mencoba menebak tapi pada akhirnya ia tidak menemukan jawabannya.
Di saat yang sama, tiba-tiba hal yang tidak terduga terjadi.
"Wuuust".
Bola energi hitam melesat seperti kilat hitam yang langsung menembus dada Virgo, tubuh virgo langsung mengejang, dia merasakan sakit yang luar biasa pada dadanya.
Perlahan rasa sakitnya menjalar ke seluruh tubuhnya seolah sedang di sayat dan terbakar, aura petir yang menyayat setiap sel dan api yang mendidihkan darah, dalam sesaat ia langsung tumbang dan pingsan tubuhnya tak mampu menahan rasa sakit tersebut.
...
Virgo perlahan membuka mata, menemukan dirinya berada di area kegelapan tanpa batas, dan didepannya hanya melihat bola energi hitam.
"Di mana ini?" Virgo kebingungan, dan hanya mengenal bola energi hitam di hadaoannya. Dia mendekati bola energi hitam itu dengan penasaran.
Suara gemuruh dari Petir mulai terdengar, dan kilatan petir terus bermunculan di sekitar bola energi hitam, Virgo menelan ludah karena merasa ngeri.
"Hahaha".
Suara tawa di sambut dengan petir menggelegar tiba-tiba muncul, "Siapa di sana?" Virgo tersentak kaget dan menoleh ke segala arah, namun tidak bisa melihat apa pun, suara tawa itu terus terdengar.
"Kau bocah penakut, pura-pura kuat di hadapanku". Suara menggema dari segala arah, "Siapa kau sebenarnya?" Teriak Virgo.
"Kau anak yang beruntung, aku akan menunggumu di tengah pulau, jika kau bisa sampai di sana aku akan memilihmu dan memberimu hadiah yang lebih besar." Suara itu sangat jelas namun tidak ada seorang pun yang terlihat.
...
Virgo langsung terbangun dengan wajah terkejut, ia membuka mata dan menemukan dirinya sedang terbaring di dalam hutan, ia pun menganggap itu hanyalah mimpi, dan akhirnya berusaha untuk bangkit.
Kini ia terduduk melihat cahaya matahari menembus sela-sela pepohonan, ia merasa sedikit kedinginan, dan menatap ke atas pohon, "Andai saja aku bisa berada di atas sana, mungkin tubuh ku akan merasa sedikit lebih hangat, Huuu".
Virgo mendesah karena ia tahu itu mustahil, tapi di satu sisi ia belum menyadari sama sekali tentang perubahan pada dirinya.