Setelah menerima tantangan dari pak Guan, Leo akhirnya pulang ke rumahnya dengan cepat, ia segera menyiapkan semua yang di perlukan saat berada di kota nantinya.
Saat malam Leo sangat sulit untuk tertidur, ia selalu saja merasa tidak nyaman, pikirannya terbayang kemana-mana, "Apakah aku akan bertemu dengannya lagi? Jika itu terjadi apa yang harus aku lakukan saat berhadapan dengannya?". Leo membayangkan sosok ayahnya yang tidak mungkin terlupakan olehnya.
Saat memikirkan itu handphon nya tiba-tiba berbunyi, ia pun segera meraihnya dan menemukan bahwa itu adalah panggilan dari pacarnya.
Leo tersenyum manis, ia merasa pikiran tentang ayahnya langsung hilang begitu melihat nama Niza yang menghubunginya.
"Halo, apa aku mengganggu mu?". Suara lembut Niza di ujung telepon.
"Tentu saja tidak, aku justru sangat senang kau menghubungi ku, apakah ada sesuatu yang mengganggumu, tidak biasanya kau menelepon di malam hari?". Tanya Leo dengan lembut.