"Tidak, aku tidak boleh takut lagi pada Marvin, Lira sudah besar dan ia tidak akan mudah dihasut oleh ayahnya, aku yakin Marvin juga akan berpikir dua kali untuk melakukannya".
Setelah memantapkan niatnya, Laren akhirnya memutuskan untuk kembali, dalam perjalanan kembali, ia juga sudah memutuskan untuk memberi tahu Lira kebenarannya.
Beberapa menit kemudian ia telah sampai rumah, dan langsung menuju kamar Lira, ia tidak ingin menunda lagi.
"Lira sayang".
"Mamah, udah balik?".
"Maaf sayang aku tidak sempat memberitahumu saat pergi". Ucapnya dengan menyesal, "Tidak apa-apa mah, tapi Leo sudah kembali, dia juga menitip salam, katanya makanannya sangat enak". Lira tersenyum dengan tipis.
"Mmm". Laren mengangguk, "Apakah mama boleh masuk, ada hal penting yang ingin mama sampaikan sama kamu". Sambungnya dengan serius.
Ya mah masuk aja, mereka pun duduk di atas kasur, Laren menatap anaknya dengan mata yang berbinar-binar sambil memegang tangannya dengan erat.
