Dengan kedua tangan masih bergetar, Gentala mengangkat Kenanga yang sudah bersimbah darah ke atas ranjang pasien di ruang UGD. Napasnya begitu tersengal dan airmata yang tidak berhenti mengalir, ia didorong perlahan oleh salah satu perawat agar menjauh dari ranjang periksa. Sementara Gentala tak bisa bernapas melihat kekasihnya mengalami kecelakaan mengerikan seperti itu.
Tidak ada yang di dengar Gentala kecuali seperti bunyi dengungan panjang yang memekakan telinga. Ia langsung duduk terjatuh meluncuri dinding keramik di belakangnya. Tangan dan bajunya sudah berlumuran darah Kenanga. Tangannya terus gemetaran dan tak memiliki tenaga untuk berdiri.
Beberapa perawat pria akhirnya membantu menenangkan Gentala yang panik dan terus gemetaran. Ia benar-benar shock karena kecelakaan itu terjadi tepat di depan matanya.