Waktu sudah pukul 1 pagi tapi Jayden masih duduk di sofa ruang kerjanya dengan cincin pernikahan diletakkan di atas meja kopi di depannya. Jayden terus memandang cincin itu. Ia tak bisa tidur bukan karena gugup, tapi ia takut sudah membuat keputusan yang salah.
Tak sanggup berpikir, Jayden bangun dari sofa lalu berjalan ke meja kerjanya mengerjakan beberapa pekerjaan yang ia bawa pulang dari kantor. Ia berniat hendak mengalihkan pikirannya atau setidaknya membuatnya mengantuk. Hanya bertahan lima menit setelahnya ia mulai melempar kertas analisis yang dipegangnya ke meja.
Jayden menghempaskan punggung di sandaran kursi dan mengernyitkan keningnya lagi. Tangannya kemudian merogoh pada sebuah laci yang terletak di bagian kanan meja. Terlihat sebuah ponsel lama yang sudah lama tak pernah digunakan Jayden. Keningnya mengernyit namun tangannya mengambil ponsel lama itu.
