Selesai mandi Lusi mencari baju gantinya di koper, sial dia lupa menyiapkan baju ganti sebelum ke kamar mandi tadi, kaos lengan pendek dan bawahan rok panjang diambilnya dari tumpukan baju di koper yang belum sempet ditata. Habis ini paling hanya makan malam bersama kedua mertuanya, jadi dak perlu memakai baju resmi, Lusi menggunakan baju longgar alakadarnya, tapi masih tergolong pantas pakai bahkan bagus.
drt drt drt
suara handphone dengan nada dering yang dihafali Lusi bukan punyanya, tepat saat bersamaan Ardan masuk ke kamar dengan membawa lumpia jajanan khas Semarang yang dibuatin sendiri sama ibunya karna tau anak dan menantunya akan pulang.
Ardan memberikan lumpia pada sang istri dan kemudian mendekat ke arah nakas tempat handphone Ardan berdering, dilihatnya nama Putri muncul di layar smart phone kemudian diangkat.
"Assalamualaikum," tidak ada sahutan salam tapi 'hallo' dari seberang, "I'm so sorry, I can't" ardan menjawab telpon dengan suara sehalus mungkin.
"I'm waiting for You" lamat lamat terdengar suara jawaban dari telpon genggam ardan. Telpon ditutup Ardan dan segera mendekat ke arah Lusi untuk bergabung menikmati lumpia.
"astaga jangan dihabisin dek, lumpia bikinan ibuk luar biasa enak beda dengan yg dijual di toko oleh oleh Pandanaran ( pusat oleh oleh Semarang ), pasti dijamin mendadak cinta sama anak si pembuatnya," cerocos Ardan dengan memasukkan lumpia ke dalam cocolan saus dan mendarat ke dalam mulut serta mengunyahnya.
"Idih ngarep, emang udah pernah ada yang jatuh cinta pada anak pembuat lumpia, paling juga karna pingin lumpia gratis." Lusi tak kalah ngebales candaan Ardan, "Ada sih cuma dak berani deket takut sama yang pegang hak milik," ardan semakin suka dengan wajah tembem Lusi kalo sudah sewot, "awas aja kalo ada yang deket bisa tak sumpahin dak boleh deket lagi sama menantu asli pembuat lumpia" Ardan menahan tawa lucu juga istrinya, gimana dia bisa mensia sia kan wanita yang begitu manis. Ardan dak bisa lagi menahan rasa gemes sama si pipi tembem, dan dak bisa lagi dihindari.
cup
Kecupan singkat pada bibir mungil wanita yang kaget dapet serangan mendadak.
"kenapa dek, ngarep lebih ?" Ardan menyembunyikan tawanya takut istrinya ngambek, "siapa juga yang ngarep, mas kali yang pingin, adek mah dak" wajah merona Lusi mengkhianati ucapannya, akhirnya tawa Ardan dak lagi bisa ditahan, "kenapa malu ngakuin sama suami sendiri, syah aja kan udah halalan thoyiban" Ardan merangkul pinggang Lusi dan mereka berhadapan begitu dekat.
"kok adek dak tanya, tadi siapa yang telpon mas ?" Ardan penasaran kenapa istrinya cuek denger suami dapat telpon paling dak nunjukin sedikit kekepoan kek, suami akan seneng juga ada yang cemburu artinya nunjukin cinta kan, begitu deh persepsi Ardan apa ada yang punya persepsi beda ya.
"Takutnya urusan usaha atau tempat mas ngajar, adek kan dak berhak ikut campur," jawab Lusi santai, iya juga sih.
"kalo mas jawab, tadi yang telpon itu putri temen mas ngajar dan setahu mas, dia lagi ngejar ngejar mas" ucap Ardan dan melihat langsung ekspresi wajah istrinya.
"oh, jadi mas bangga nih ceritanya mau nunjukin ke adek kalo ada yang lagi ngejar ngejar mas gitu" ucap Lusi kesal.
"Lho kok jadi salahpaham sih, ok, mas jelasin, saat ini putri menunggu mas di kafe, dan mas dak mau datang ke sana kecuali adek mau nemenin mas," ungkap Ardan menarik nafas lega seakan beban berat sudah ditaruhnya.
"Mas selesaiin sendiri aja masalah sama putri, takut adek ada hubungan sama kerjaan di kampus, kalo adek ikut bisa runyam semua nanti." penjelasan Lusi masuk akal sih, tapi pinginnya arda dak begitu.
"Mas pingin ditemenin adek," manja Ardan.
"Halah, dak percaya paling cuma pura pura aja , biar adek dak marah, sejuta alasan suami mah, adek dah hafal" kata pamungkas lusi, hafalan di youtube, alasan suami biar dak ketahuan selingkuh di belakang istri, waduh moga suamiku dak termasuk di dalamnya amit amit deh.
"Emang suami adek sering bikin alasan alasan, perasaan kagak deh, jangan jangan yang di bahas perilaku suami tetangga maklum kalo salah sasaran," Ardan ngeles menghindari amukan istri yang sudah menyimpulkan sesuatu tanpa survey jelas. Paling juga kesimpulan mak mak yang mendirikan yayasan peduli istri diselingkuhi suami, waduh udah gitu hasil rancangan mereka di share ke group group ibu ibu kepo akan update wanita lain yang menurut mereka pesaing utamanya.
"Tahu ah mas, masalah mas sama putri terserah deh aku dak mau ikut campur, takut sakit hati" cibir lusi, "Beneran nih dak takut, suami adek kecantol cewek lain" terus aja Ardan menggoda sang istri.
"yang penting itu gimana hati suami adek bisa dak berpaling, bukan peduli siapa pun yang menyiapkan jeratan" kalimat Lusi sedikit meningkat intonasinya, "hei hei, kok jadi marah beneran nih sama mas, mas kan pingin dirayu adek, merasa dibutuhkan gitu, " Ardan mengecup kembali bibir istrinya yang suhu badannya sudah naik beberapa derajat akibat kegerahan. Menyenangkan memang menggodanya.
"Dasar, mas Ardan suka banget sih bikin adek kesel," Lusi memukul mukul dada bidang Ardan sedikit keras, "sakit dek," Ardan menghindar dan membalas dengan menggelitik pinggangnya, "curang ya, ' mereka berlari kecil berkejaran mengelilingi kamar sambil tertawa terpingkal pingkal.
Drt drt drt
Kembali telepon Ardan berbunyi, mereka berdua saling pandang dan meyakini pasti dari seseorang yang dari tadi jadi bahasan mereka, putri. Ardan mengangkat telepon seluler nya, "assalamualaikum," Lusi memandang penuh tanya, Ardan pun menekan pengeras suara handphone, "Waalaikumsalam, kenapa kamu dak muncul di kafe dan ? dak lihat pesen kita di wa mu, " suara laki laki yang ada di seberang, "maaf bentar lagi aku ke sana, lagi ngerayu tuan putri yang lagi ngambek" Lusi menginjak kaki suaminya yang dibalas dengan kekehan kecil Ardan, "oke aku siap siap ke sana tunggu 15 menit, kau sama istri kan" Ardan begitu akrap dengan si penelepon, "ya iyalah, kan udah aku bilang, aku sama keluarga artinya istri dan anakku lah, kau ajak juga si lusi, kita dah lama dak ketemu," si penelepon ternyata Hanif temen kuliah ardan. Sebenarnya Ardan sih udah tahu saat bunyi hp berdering nama Hanif yang tertera hanya ingin buat penasaran sang istri aja.
Tapi kalo Putri masih nunggu di kafe gimana coba ? ketemu juga kali.