Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Journey of a Princess of Criminal

🇮🇩Hann_Im12
--
chs / week
--
NOT RATINGS
8.5k
Views
Synopsis
WE BORN AS CRIMINAL AND DIE AS CRIMINAL
VIEW MORE

Chapter 1 - None of single men will survive

Wanita selalu terlihat lemah entah dari sudut pandang pria maupun sesama wanita sendiri.

'Anggapan yang cukup bodoh' pikir Jilliel tetapi stigma tersebut menurutnya sangat berguna untuk misi-misinya, baginya pria tak lebih dari daging segar yang diberi hawa nafsu dan sedikit nyawa yang bisa hilang kapan saja. Kecuali beberapa pria dimatanya sungguh keren, bertindak dengan cerdas, menawan, dan mematikan, sangat menantang untuk ditakhlukkan. Mata abu-abu Jilliel memandangi pria blonde dengan potongan crop fringe di seberang sana, telinganya ditindik rapi kontras dengan tuxedo abu-abu yang dikenakannya, tubuhnya tegap siap untuk keadaan apapun. Dia adalah Samuel Richter, 32 tahun, taruna West Point Amerika, pekerjaan? Kepala Pelayan Edward Dominico, (kakek Jilliel Dominico) atau bisa dibilang asisten pribadi dan bodyguard Edward.

Mata Jilliel beralih pada seseorang disamping Samuel, Ashe Rina 39 tahun, afro-amerika, wanita 168 cm dengan tubuh indah ala Kardashians hasil pekerjaan dokter bedah, pekerjaan? make-up artist dan celebgram, status? Pacar Samuel. Ughh sungguh menjijikkan ketika beberapa minggu yang lalu ketika Jilliel memergoki Ashe dan Samuel berciuman didepan beranda rumah Samuel, sungguh menurutnya mereka tidak cocok sama sekali. Jilliel tidak pernah mengira bahwa Samuel menyukai tipe seperti Ashe. tua dan penuh dengan implan. Jika dibanding dirinya mungkin Samuel hanyalah menganggapnya sebagai gadis yang dimanja sedangkan Ashe adalah wanita dewasa yang mandiri. Sungguh pemandangan yang membuat mata sakit, ingin rasanya Jilliel pergi dan meninggalkan mereka tetapi apa daya mereka sekarang berada di kapal pesiar di Biscayne Bay, Miami, Amerika. Jilliel sangat menyayangkan ketika kakeknya mengajak Ashe untuk ikut berkeliling Miami menggunakan kapal pesiar mereka, seharusnya hari ini menjadi hari yang menyenangkan tetapi mengetahui ada pasangan diatas kapal pesiarmu adalah hal yang memuakkan. itu seperti memberi tiket kepada Ashe dan Samuel untuk berkencan mewah.

Miami dengan sinar mataharinya yang menawan disaat musim panas. Tujuan mereka kemari bukan untuk bersenang-senang. Edward berencana bertemu dengan teman kerjanya disini dan misi baru untuk Jilliel. Mereka bertemu dengan seorang rekan kerja 'spesial' berasal dari Jepang. Techisagi Hiragi alias Tom. Ketua Gangster Jepang 'Hiragi'.

"Lihatlah dirimu Eddy selalu muda, kau tak pernah kehabisan uang sejak tahu bagaimana cara mendapatkannya ha ha ha", Tom menyambut Edward dengan sumringah meskipun hal yang akan dibahas bukanlah hal yang menyenangkan.

"Tenanglah kau yang membantuku saat ini, kita selesaikan masalah ini. Jelaskan padaku bagaimana ini bisa terjadi?", Edward bertanya terus terang sementara Tom memandangi Jilliel, Samuel, dan Ashe. Samuel dengan sigap membawa Ashe menjauh dan memesankan minuman untuknya dan kembali didekat Edward.

"Siapa mereka Ed? aku perlu bicara didepan mereka?", Tom bertanya sambil memandangi Jilliel dan Samuel.

"oh perkenalkan ini Samuel asisten pribadiku dan ini Jilliel cucuku, mereka akan terlibat menyelesaikan masalah ini untukku", Edward tersenyum.

"Terserahlah Ed. jadi begini, anak buahku memberi laporan bahwa client mu yang berasal dari Jepang menyalahgunakan barang pesanannya selama ini, aku dan kau bisa dituntut untuk ini jika ada yang melaporkan. Dalam deskripsi pesanannya mereka memesan barang x untuk keperluan pengobatan salah satu anggota keluarganya yang memiliki schizofrenia tetapi anak buahku mengatakan catatan kesehatan mental mereka cukup bersih. Isu di Jepang saat ini adalah adanya dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh keluarga mereka secara misterius"

"Pembunuhan? apakah mereka orang penting di Jepang?", Edward bertanya

"Anggota keluarga bangsawan Isezaki, pembunuhan itu dilakukan 6 tahun yang lalu, pelapor seorang mantan pelayan keluarga mereka yang belum ditemukan sampai saat ini sejak 4 bulan yang lalu. Aku tidak bisa melakukan penyelidikan ini Ed, mereka sangat tertutup dan semuanya wanita", Tom berkata dan menunggu respon Edward.

"Apa maksud anda dengan semua wanita?", tanya Samuel.

"Keluarga Isezaki adalah keluarga bangsawan Jepang yang semua anggota keluarganya wanita bahkan semua pelayannya wanita dan keturunannya semua wanita, menurut orang lokal mereka memiliki kutukan bahwa setiap pria yang menikah dengan wanita Isezaki akan mati muda bahkan jika mereka melahirkan bayi laki-laki akan mati tidak lama", kata Tom.

"Jika itu adalah kutukan sejak lama bagaimana satu dugaan pembunuhan 6 tahun yang lalu itu menjadi masalah kepolisian Jepang saat ini?" tanya Samuel.

"Orang Jepang mempercayai hal-hal seperti kutukan nak sejak dahulu, tetapi orang modern seperti kita saat ini tidak akan percaya sepenuhnya hal-hal itu ditambah dengan adanya laporan pelayan mereka, transaksi barang X itu tercatat 7 tahun yang lalu bukan Ed?", kata Tom.

"Ya, jadi mereka menggunakan barang x untuk membunuh orang itu? apakah dia orang penting?" tanya Edward.

"Sakiro Otsuka, 48 tahun, menantu keluarga Isezaki, seorang pengacara Jepang", kata Tom sambil menunjukkan dokumen dengan foto pria berambut coklat dengan setelan jas ala pengacara. Edward membaca secara cermat dokumen tersebut, keningnya mengkerut, tidak pernah selama ini ia memikirkan repot-repot tentang pembelinya, untuk apa barang itu digunakan lagi pula bisnis yang ia jalani adalah bisnis 'gelap' semua hal-hal illegal selalu terjadi, pembunuhan, penculikan, sandera, dan lain sebagainya, tetapi ketika menyangkut keluarga bangsawan hal ini menjadi lain.

"jika kutukan itu salah maka mereka melakukan pembunuhan, tidak..., pembantaian pada banyak pria sejak puluhan tahun yang lalu, ini akan membebaskan kita melawan bangsawan itu, bagaimana Jill?", kata Eddy.

"Aku rasa ini tidak sulit untuk menginvasi mereka tetapi kita harus berhati-hati karena mereka sangat tertutup, aku butuh bantuan anak buah anda Hiragi-san", kata Jill dengan senyum cemerlang.

"Sudah kubilang menginvasi mereka cukup sulit dan semuanya wanita disana", kata Tom sambil menghembuskan asap rokoknya.

"Oh tidak, anak buah anda hanya perlu membunuh 5-6 pelayan mereka, selebihnya aku yang akan mengurusnya. Bagaimana? hanya 5-6 pelayan", kata Jill.

"Jadi maksudmu kau akan menginvasi sebagai pelayan disana?", tanya Tom.

"Ya itu cara yang paling mudah 5 pelayan mereka terbunuh dan rumah tangga mereka akan kacau mereka akan disibukkan mencari pelayan dan aku bisa mencari apa yang kita butuhkan. jangan bunuh lebih dari 6 pelayan, hal itu cukup mencurigakan dan buat kematian mereka cukup alami seperti kecelakaan", Jill menjelaskan cukup gamblang.

"Baklah nak itu tidak masalah, kapan seharusnya aku membunuh mereka?", tanya Tom.

" Setelah pelayan mereka menghilang, coba buatlah 3 pelayan mereka menghilang sisanya buat saja seperti kecelakaan, menghilangkan kelima pelayan secara langsung sangat tidak logis apabila terjadi secara alami, selain itu jika 3 pelayan hilang kepolisian Jepang akan mencurigai ini perbuatan Keluarga Isezaki dan mulai intensif dalam penyelidikan. satu pelayan datang menginvasi tidak akan begitu mencolok", kata Jill.

"berapa lama kau bisa menyelesaikan ini Jill?", tanya Edward.

"sepertinya agak lama, kita harus bersabar", kata Jill.

"Kau cukup berani untuk seorang gadis nak, akan kubantu membuat identitas palsu untukmu", kata Tom memandangi Jill.

"Tentu saja dia adalah penerus mafia kakap Edward Dominico, tidak ada yang lebih handal daripada dia", kata Edward dengan bangga.

"Ah kau mengingatkanku pada putriku dia mungkin lebih tua dari pada dirimu dia cukup genius, aku rasa wanita bisa sekuat kau dan putriku mungkin seperti wanita Isezaki yang membantai setiap pria yang masuk". pandangan Tom menerawang membayangkan senyum putrinya.

"Kita akan bertemu di Jepang Hiragi-san", kata Jill.

Miami dengan matahari yang indah pada hari itu menjadi pembakar insting Jilliel dalam memburu misi kali ini, mungkin dirinya sedang terbakar dalam rasa keingintahuan akan pembantaian itu. Di seberang Ashe sedang memandangi mereka berharap hari ini berakhir dengan kencan yang romantis dengan Samuel yang selalu sibuk dengan mafia-mafia kakap itu.