Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

BAB SEBELUMNYA

🇮🇩Hi_yuan
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7.2k
Views
Synopsis
Grice terlalu percaya pada laki-laki yang dikenalnya melalui sosial media. Pesona laki-laki itu, Buat mata Grice seakan buta dan lupa dunia. Dia mengabaikan hal-hal kecil yang membawanya pada lubang kekecewaan dan patah hati. Dia adalah Badhra; laki-laki super puitis yang membuat semesta Grice makin berwarna. Namun, warna tersebut terkontaminasi oleh kelihaian Badhra dalam bermain kata yang kapan saja bisa membuat jagat raya Grice luluh lantak. Kebahagiaan berganti dengan hujan yang kerap turun pada mata cokelatnya. Grice mendapat luka parah di hati. Harapan demi harapan hanya menjadi sebuah kenangan tak berarti.

Table of contents

Latest Update1
Prolog4 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Mulai saat ini, dia mengklaim sebagai stalker sejati dari seseorang yang berada di balik akun bernama "Semenjana". Mendeklarasikan juga sebagai perempuan paling bucin menurut versinya. Sumpah, ini terdengar sangat menjijikkan. Sebab, sosok itu benar-benar racun baginya. Menimbulkan efek yang tak main-main. Ada banyak tulisan yang sengaja dibuat hanya untuk laki-laki tersebut. Tambahannya, dia semakin lihai dalam bermain-main dengan kata.

Sambatnya tersalurkan bebas dengan cara menulis. Bergalau ria dengan mem-posting setiap kalimat-kalimat puitis—menurutnya—menjadi hobi tambahan selain membaca buku fiksi. Satu hal lagi yang tak boleh terlewatkan dalam hal ini: meninggalkan like pada setiap tulisannya sampai ke akar-akar. Kendati tak pernah melihat wujud nyatanya seperti apa, bagaimana dia tersenyum atau raut wajahnya ketika merasa kesal karena sesuatu. Dia tetap menjadi seseorang yang dikagumi.

"Hei! Senyum-senyum terus dari tadi. Memangnya, lagi lihat apa, sih?"

Suara Risaa mengaburkan khayalan Grice. Sial! Diletakan ponsel secara terbalik di meja, lalu memberinya tatapan tidak suka. "Riss, lain kali jangan tiba-tiba, dong."

"Enggak capek lihat hp terus? Betah banget." Dia duduk di depan Grice sambil menaruh dua gelas es teh manis.

Berbagai macam suara berkumpul menjadi satu di tempat ini. Orang-orang lalu-lalang mencari tempat kosong untuk diduduki. Sebab, kantin Fakultas Ilmu Budaya selalu ramai ditandangi dari fakultas lain. Terlepas dari kebisingan yang semakin mengganggu, Grice seolah tenggelam dalam dunianya sendiri. Ada banyak hal-hal yang dipikirkan; membuat isi kepala mendadak riuh--minta dikeluarkan.

Baru sadar, sejak tadi dia hanya mengaduk-aduk minumannya. Bicara juga tidak. Mengabaikan omongan Rissa yang hanya keluar-masuk ke telinga. Gila! Orang itu benar-benar berhasil menarik seluruh perhatiannya. Padahal, dia tidak melakukan apa-apa. Hanya menuliskan kalimat-kalimat hiperbola yang memenuhi berandanya. Dan saat itu pula, Grice memberanikan diri untuk menafsirkan apa yang dirasakan. Bahkan, sudah terang-terangan lebih dulu mengakuinya pada semesta. Grice menyukai laki-laki tersebut. Rasa suka yang sungguh-sungguh. Laki-laki super puitis; teman online.

***