Dengingan di telinga memaksaku untuk bangun, hening padahal. Entah sudah pukul berapa saat ini, tidak ada jam dinding di kamar ini, sudah hampir seminggu lamanya aku terbaring istirahat, dan selama itu pula Ben tidak pergi ke kantor alih alih menungguiku di rumah, ada rasa bersalah karena telah menyita sebagian besar waktunya hanya untuk merawatku. Ben bukan siapa siapa ku, seharusnya akan lebih nyaman jika aku di rawat di rumah di Munich oleh Carla, setidaknya aku tidak akan merasa berhutang budi, tapi siapa bisa mengira penyakit ini tiba tiba saja datang menyapa. syukurlah dokter mengabari kalau aku sudah melewati tahap kritis dari penyakit yang menyerangku, aku bisa sedikit bernafas lega walaupun belum sembuh benar.