Tujuh Pedang Silla, semua orang mencari tahu letak keberadaannya. Warisan hanya akan dimiliki oleh orang yang berhak mewarisi. (Putri Kerajaan Silla, Park Shinhye).
~$~
-Beberapa Waktu Yang Lalu-
Putri Shinhye membaca buku di Perpustakaan Istana. Dia menaruh buku yang sudah dibaca dan mengambil buku baru untuk ia baca.
Mata Sang Putri terpaku pada tulisan dalam buku. Sejarah Kerajaan Silla Rahasia Besar Dalam Istana.
___Rahasia Sejarah 7 Pedang
Raja Silla abad tujuh meninggalkan sebuah warisan. Warisan itu dapat membantu kejayaan silla dimasa yang akan datang. Tapi Warisan hanya akan terbuka dengan ditemukannya ke-7 Pedang para Raja Silla terdahulu.___
Shinhye yang penasaran semakin fokus meneruskan membaca. Ditengah kegiatan istirahat para putri, Putri Shinhye masih memikirkan kata yang tercantum dalam buku Sejarah Silla, Rahasia Besar Dalam Istana.
"Apa kalian pernah berpikir misteri 7 pedang itu nyata?" tanya Putri Shinhye pada ke-lima saudaranya. Siapa yang tidak mengetahui misteri 7 pedang diwilayah petinggi kerajaan Silla. Para penguasa selalu mencari dan ingin mendapatkannya, namun hingga saat ini tidak ada satu orangpun yang mampu menemukan warisan tujuh pedang Silla.
"Kurasa itu hanya sebuah dongeng Shinnie," jawab Putri Seohyun saudara kembar Putri Shinhye.
"Jika warisan silla itu nyata. Kenapa raja-raja terdahulu tidak meninggalkan petunjuk sedikitpun?" Heran Putri Yuri. Karena yang disebutkan. Silla hanya mempunyai warisan tujuh pedang yang entah dimana tanpa ada petunjuk.
Shinhye masih mencerna setiap ucapan saudara2nya.
"Sudahlah Shinnie. Jangan terus memikirkan hal-hal seperti itu. Kau memikirkan hal yang sia-sia belaka, aku tidak ingin kau menyesal dengan menghabiskan waktumu untuk mencari tahu." Saran Putri Sooyoung, kakak pertama Putri Shinhye.
"Ya. Sebaiknya berpikirlah lebih realistis." Tambah Putri Yoona, membuka kembali halaman buku yang ia baca.
Menekuk wajahnya.
"Aah~ Tapi bagaimana dengan impianku? Mungkin dengan warisan itu aku bisa membuat Kerajaan-ku sendiri," ucap Putri Shinhye menumpukan wajah pada buku.
"Hyeyeon Eonni. bagaimana menurutmu?" Tanya Putri Shinhye.
"Aku memang sempat membacanya. Tapi aku tidak tahu itu benar atau tidak. Belum pasti juga Shinhye." Jawab Putri Hyeyeon, sepertinya pemikiran Hyeyeon sama dengan saudaranya yang lain, sadar Shinhye.
'Sebuah kejadian tidak akan tercatat dalam buku sejarah bila itu tidak nyata, dan kabar burung itu tetap ada hingga saat ini, bahkan dalam sebuah buku sejarah kuno yang terus kembali untuk diperbaiki.' Pikir Putri Shinhye. Membuat Putri Shinhye kembali berpikir.
.
.
.
.
.
.
~$~
-HALAMAN UTAMA, KERAJAAN SILLA YANG MULIA RAJA-
-Jam Para Buruh Berhamburan (Pukul 17.00 Wks)-
Putri shinhye berhasil menyelinap memasuki halaman kediaman Raja Minsoo setelah melarikan diri dari para Dayang. Menyelinap menyusup menuju halaman belakang.
Dia mulai merapatkan tubuhnya pada dinding kamar Raja Minsoo dan memasang dengan baik telinganya.
Hwarang Choi Minho terlihat baru saja tiba dikediaman Yang Mulia Raja Minsoo sesuai waktu yang tertulis dalam perjanjian surat tugas misi rahasia, tepat pada saat jam para buruh berhamburan.
"Hwarang Minho Tiba," beritahu Dayang, yang berada dibalik bilik kediaman Yang Mulia Raja Minsoo.
"Persilahkan dia masuk." Titah Raja Minsoo.
Hwarang Minho datang membungkuk memberi penghormatan. "Kau datang kesini. Berarti kau sudah menerima suratku." Tukas Raja Minsoo pada Hwarang Choi Minho. "Jadi bagaimana menurutmu? Apa kau sudah siap untuk memulai misi pencarian warisan tujuh pedang Silla?" Tanya Yang Mulia Raja Minsoo.
"Saya kira saya tidak bisa menolak jika itu perintah anda Yang Mulia." Jawab Hwarang Choi Minho. Walau masih sangat muda, Hwarang Minho merupakan salah satu Kandidat yang diyakini Raja Minsoo bisa ia percaya.
"Sebelumnya kita sudah membahas masalah ini." Ucap Raja Minso.
"Ya, Yang Mulia. Saya masih sangat ingat... Namun masih ada hal yang masih mengganjal dihati saya." Ucap Hwarang Minho.
"Apa? katakan saja Hwarang Minho."
"Kenapa Yang Mulia memilih saya?" Tanya lugas Hwarang Minho yang masih merasa heran. Bagaimanapun yang dicari Raja adalah warisan yang mestinya ditemukan langsung oleh keluarga kerajaan Silla, dan Minho bukanlah seorang pewaris.
"Alasannya tentu saja. Aku tidak mempunyai seorang Putra. Aku kurang percaya pada saudaraku yang lain. Kau seorang Hwarang hebat dari keluarga terbaik. Jadi aku lebih memilih untuk mempercayaimu. Aku tidak mungkin mengutus Putriku untuk mencari warisan Silla walau itu sangat berharga. Akan cukup berbahaya Hwarang Minho."
"Ya. Jika para Putri tentu saja akan sangat beresiko Yang Mulia." Ucap Hwarang Minho yang disetujui Raja Minsoo.
"Aku tidak mungkin pergi mencari secara langsung.
'Raja mencari warisan silla.' Berita itu akan cepat tersebar, dan aku yakin beberapa penguasa akan ikut mencari. Akan berpengaruh buruk pada keadaan."
"Suasana saat ini sedang genting, sudah seharusnya semenanjung korea bersatu," ucap Hwarang Minho.
"Karena itulah. Aku lebih memilih percaya padamu."
"Suatu kehormatan besar Yang Mulia." Ucap Hwarang Minho.
"Ya Hwarang Minho. Untuk itu ayo kita mulai." Raja Minsoo terlihat membuka sebuah buku. "Petunjuk keberadaan warisan sudah datang padaku. Akan ada hal buruk jika kita tidak cepat menemukan warisan Silla. Itu suatu pertanda yang ditemukan dalam sebuah mimpi," ucap Raja Minsoo sebelum berlanjut.
Hwarang Minho mulai memasang dengan baik telinganya.
"Pertama. Petunjuknya adalah sebuah pulau. Aku yakin pulau yang dipenuhi jajaran batu itu adalah Pulau Jeju. Kau tahu jelas bukan dimana letak Pulau Jeju?"
"Tentu saja. Terletak disebelah selatan Semenanjung Korea." Jawab Hwarang Choi Minho.
"Aku yakin dengan pengetahuan letak geografismu. Kemudian petunjuk selanjutnya adalah. Batu karang. Batu karang ditengah laut yang menjulang tinggi dikelilingi pulau pulau. Apa ada sebuah Batu karang ditengah Laut Jeju yang dikelilingi pulau?" Tanya Raja Minsoo, membuat Hwarang Minho terlihat berpikir.
"Oedolgae Rock!" Ingat Hwarang Minho. "Aku yakin itu Batu karang Oedolgae Rock. Hanya Oedolgae Rock Batu karang ditengah laut dikelilingi pulau pulau di Laut Jeju. Oedolgae Rock dikelilingi oleh Bum Island, Sae Island dan Seonnyu Rock. Aku sangat yakin, hanya Oedolgeo Rock satu-satunya Batu karang yang tepat terletak di tengah Laut Jeju dengan pulau-pulau yang mengelilingi." Jawab antusias Hwarang Minho.
"Bagus Hwarang Choi. Pertama kau bisa memulai pencarian disana. Aku tahu kau bisa kuandalkan." ucap Raja Minsoo tersenyum bangga. Raja Minsoo sudah memprediksikan sebelumnya, bahwa Hwarang Minho adalah Hwarang terbaik dalam strategi dan letak geografis semenanjung korea dari Kerajaan Silla.
"Kau harus mencarinya disekitar Batu karang disana."
"Baik Yang Mulia." Setuju Hwarang Choi Minho.
"Aku tidak mendapat pertanda untuk selanjutnya. Mungkin kita akan menemukannya setelah kita menemukan sesuatu di Oedolgae Rock. Bawalah dua Hwarang lain yang menurutmu benar-benar bisa kau percayai dan diandalkan untuk berjaga."
Hwarang Minho menyetujui apa yang disarankan Raja Minsoo. "Jadi kapan kau akan memulai petualangan?" Tanya Yang Mulia Raja Minsoo.
"Besok lusa Yang Mulia, karena besok masih ada yang harus saya selesaikan. Setelahnya itu saya bersiap untuk bergegas."
"Baiklah, segera Hwarang Choi Minho." Pinta Yang Mulia Raja Minsoo, membuat Hwarang Minho semangat. Sebelum kembali Yang Mulia Raja Minsoo meminta Hwarang Minho untuk menemaninya minum jamuan teh herbal yang dibawa dari Gugoryeo.
"Putri Shinhye Tiba." Beritahu kembali Dayang diluar Kediaman Raja Minsoo.
"Persilahkan dia masuk," pinta Raja Minsoo. Namun tidak membiarkan Hwarang Minho pergi karena Minho baru saja menyajikan teh herbal untuk dirinya sendiri, setelah menyajikan untuk Yang Mulia Raja Minsoo.
Putri Shinhye berjalan masuk, memberi hormat pada ayah handanya, lantas duduk. Mata Putri Shinhye mendelik sebal melihat ke arah Hwarang Minho yang nampak tak mempedulikan kehadiran dirinya disana.
"*Appa (*Ayah) Aku sudah mengetahui semuanya," ucap berterus terang Putri Shinhye sebelum ditanya maksud kedatangan dirinya oleh Raja Park Minsoo.
"Apa maksud perkataanmu putriku?" heran Raja Minsoo.
"Pencarian warisan 7 pedang. Aku sudah mendengar pembicaraan kalian dibalik tembok kamarmu," ucap lugas Shinhye membuat Raja Minsoo hampir saja menyemburkan teh herbal yang ia minum mendengar penuturan Sang Putri.
"Ya ampun Shinnie! Sejak kapan kau mulai menguping pembicaraan pribadiku?" Ucap kaget Raja Minsoo.
"Tidak penting untuk sekarang Appa." Tandas Putri Shinhye. "Aku berjanji tidak akan melakukannya lagi."
"Tentu saja. Walaupun kau Putri-ku tapi itu melanggar privasi Shinhye. Kau tidak boleh melakukannya lagi."
"Baiklah." Ucap Putri Shinhye. "Tapi sekarang tentu Appa mengerti bukan maksud kedatanganku saat ini. Aku yang akan mencari warisan 7 pedang Silla. Jadi izinkan aku untuk mencarinya." Pinta Putri Shinhye, membuat Minho juga Raja Minsoo tergelak dengan kata-kata Sang Putri.
"Maafkan Putriku. Tapi Appa tidak bisa mengijinkanmu. Terlalu beresiko untuk keselamatanmu. Jadi mengertilah." Pinta Raja Minsoo.
Dari sorot matanya Putri Shinhye tidak terlihat menerima.
"Tapi aku keturunan sah Kerajaan Silla. Jadi aku turut andil dalam bertanggung jawab mencari warisan. Ingat. Warisan hanya akan ditemukan oleh orang yang berhak mewarisi," ucap Putri Shinhye mengutip dalam buku Sejarah Rahasia Besar Silla.
"Kau wanita. Tetap tidak. Bagaimanapun! Aku tetap tidak akan mengijinkanmu walau kau berhak."
"Appa!" Tak terima Putri Shinhye. "Selama ini aku selalu menuruti semua perintahmu, kata-katamu, keinginanmu. Tapi untuk satu kali ini saja izinkan aku untuk mencari warisan milik kakek moyangku sendiri. Aku juga mempunyai mimpi. Aku akan tetap mencari titik. Tidak ada yang bisa menghentikanku!"
"SHINHYE!!!" Berang Raja Park Minsoo atas perlawanan Putri Shinhye.
"Aku berjanji tidak akan mengatakan pada siapapun. Aku tau apa resiko__"
"Tidak bisa. Aku tidak mengijinkanmu!" Sela Raja Minsoo. "Diamlah dalam Istana, lagipula aku sudah mengutus Hwarang terpercayaku untuk mencari. Jadi kau_"
"AKU TETAP AKAN MENCARI!"
"YA AMPUN KAU!"
"Kenapa Appa begitu percaya pada Hwarang itu untuk mencari warisan keluarga kerajaan? Dan Appa juga tidak tahu bukan bagaimana sifat Hwarang yang Appa percayai itu?"
"Apa maksudmu?!" Pikir heran Raja Minsoo.
"Hwarang didepanmu itu. Dia itu Hwarang yang berkelakuan buruk! Hwarang yang tidak tahu sopan santun. Pemarah. Dia juga suka bermain wanita, sombong dan dia itu tid__"
"Hentikan! Kau hentikan perkataanmu!"
"Tapi App_"
"Kau itu seorang Putri! Tidak pantas seorang Putri berbicara seperti itu pada Hwarang kerajaan!!!" Raja Minsoo yang terus meninggikan suara membuat Minho tertegun. Melihat situasi dimana Raja dan Putri-nya berdebat didepan muka Minho.
"Aku lebih tahu siapa Hwarang yang kuutus. Minho adalah Hwarang terbaik, putra Perdana Mentri Choi Jaehwan (Penasehat Raja). Hwarang Choi Minho tidak mungkin melakukan hal-hal yang kau sebut tadi, kau sungguh membuatku malu dihadapannya Shinhye."
"Kata-kataku memang benar." Tak mau mengalah Putri Shinhye.
"PARK SHINHYE!"
"Kau salah menilai dia Appa!"
"Aish Shinhye, kau__" Raja Minsoo berhenti bicara. Sang Raja menarik napas menenangkan diri. "Jikalau saja mungkin melakukan yang kau katakan, itu bukanlah Hwarang Minho. Tanya dirimu sendiri_"
"Aku? Kenapa aku? Aku anakmu! Aku seorang Putri."
"Kau lebih baik introfeksi dirimu sendiri Shinhye. Kau sering bersikap tidak sopan, selalu membuat masalah, suka marah-marah, bersikap semaumu. Bahkan saat ini kau berani melawanku!"
"Aku akui tapi aku tidak bermain wanita!"
'Ya ampun. Bagaimana ada Putri seperti ini?' Bathin Minho. Menyaksikan perlawanan Putri Shinhye yang tidak patut ditiru.
"Aku selalu mengawasimu. Kau tidak sadar. Kau mempermainkan para pria Hwarang dengan sering mengintip dan mengganggu mereka. Kemarin masih basah ditelingaku kau ke markas Hwarang dan mengganggu waktu latihan mereka."
"Mwoya?! Tapi itu bukan karena kesalahanku. Fitnah!"
"Sudahlah Shinhye terserah apa katamu! lebih baik sekarang kau keluar saja. Kepalaku mulai sakit." ucap Raja Minsoo, memegang kepalanya yang berdenyut. Tekanan darahnya selalu naik jika menghadapi Putri Shinhye.
"Baiklah, jika begitu aku keluar. Tapi aku akan tetap mencari warisan. Tidak ada yang bisa menghentikanku." Ucap Putri Shinhye yang tidak dipedulikan Raja Minsoo. Walaupun begitu Shinhye tetap memberi hormat sebelum pergi. Raja Minsoo masih memegang kepalanya yang masih terasa pusing.
"Anda baik-baik saja Yang mulia?" Tanya Ragu Hwatarang Minho. "Apa perlu saya memanggil Tabib?" tanyanya lagi, terlihat sedikit khawatir, melihat Raja Minsoo yang diam memegang kepala.
"Tidak. Terima kasih Hwarang Minho. Sepertinya aku hanya butuh istirahat... Maaf untuk kejadian hari ini, dan kumohon. Bisa kau awasi Shinhye untukku. Kau tahu bagaimana kelakuan putriku_" ucap tersengal Raja Park Minsoo.
"Ya Yang Mulia. Anda tenang saja. Lebih baik Yang Mulia Istirahat... Tapi apa benar. Tidak perlu memanggil Tabib?" Tanya kembali Hwarang Minho.
"Tidak usah Hwarang Minho. Lebih baik kau segera urusi urusanmu. Aku akan baik-baik saja setelah istirahat." Ucap Raja Minsoo, lantas Sang Raja meminta teh herbal dalam poci sebelum Minho pergi. Minho pamit mengundurkan diri. Dia tidak bisa berlama-lama. Banyak urusan yang mesti dikerjakan.
Hwarang Minho terlihat berjalan dihalaman utama istana Silla sambil tertawa. Sedikit aneh dan lucu saat memikirkan kejadian yang dia alami.
'Putri Gila. Bagaimana bisa dia membuat seorang Raja hingga sakit kepala?' Ingin terpingkal Hwarang Minho.
Semua Dayang melihat aneh kearah Hwarang Minho.
Tidak jauh darisana.
Putri Shinhye terlihat memperhatikan Hwarang Minho.
"Apa yang dia tertawakan? Sangat kurang ajar jika dia berani menertawakanku. Lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu Hwarang Nappeun Byuntae." Gumam Putri Shinhye.
~$~
-PUSAT KOTA KEDAULATAN SILLA-
-Siang hari yang cerah-
Setelah menyelesaikan tugas. Hwarang Minho yang tampan berjalan menemui sahabatnya Park Hyungsik. Seperti biasa. Beristirahat diresimen khusus Hwarang.
Minho merogoh kantung dan melemparkan bundalan kain pada Hwarang Hyungsik. "Apa ini?" Tanya heran Hwarang Park Hyungsik yang bangun dari sandarannya untuk mengambil kain yang dilempar Hwarang Minho. Seakan malas untuk bersuara. 'Lihat saja!' Jawab Minho menunjuk dengan mata. Lantas meminum air mineral dalam gelas.
"UANG!!!!" kaget Hyungsik melihat uang yang banyak dalam buntalan kain.
"1.300 Nyang!" Tekan kata Choi Minho.
Hwarang Hyungsik yang mulai menyadarinya perlahan tergelak tawa sangat keras, melihat ekspresi sahabat baiknya Choi Minho. "Sudah kukatakan. Kali ini kau tidak akan berhasil. Bahkan sekarang kau menyerah sebelum bertarung." Ucap Hwarang Hyungsik bangga. Ia akhirnya seakan bisa menjatuhkan kepercayaan diri sahabatnya, Hwarang Choi Minho yang tak terkalahkan.
"Kau tahu Hyungsik? Putri itu. Dia itu tidak hanya si 3P (Pemberontak, Pemarah, Pembuat masalah) Tapi kurasa dia itu sudah 'Tidak waras!'" Ketus Minho. Hwarang Hyungsik kembali tergelak tawa melihat kekesalan diwajah Hwarang Choi Minho. "Dia berani melepas pergi kudaku saat aku akan kemari. Aku bukannya menyerah sebelum bertarung untuk mendapatkan si Putri 3P itu. Hanya saja. Aku bukan pria tidak waras yang mengencani wanita gila..... Jika mengencani dia kurasa aku sama gilanya. Kau tidak sayang pada sahabatmu. Aku pria tampan yang normal." Curhat Minho pada Hwarang Hyungsik, yang hanya bisa dijawab dengan ledakan tawa.
"Tenang saja Choi Minho. Masih ada Anak perdana Menteri Han, Han Sunmi dan Mentri Jung, Jung Soojung. Mereka sangat cantik. Kurasa itu lebih dari cukup untuk mengambil uangmu kembali dariku," ucap tersenyum memainkan halis hitam Hwarang Park Hyungsik.
"Bersiaplah untuk menangis Hyungsik." Ucap Choi Minho. Permainan penaklukan itu tidak akan berakhir bagi mereka, yang menganggapnya sebuah hiburan.
"Kau sepertinya juga lupa. Aku berhasil memenangkan Jisoo. Jadi mana bayaranku." Hwarang Minho kali ini harus kembali mengeluarkan uangnya. Setelahnya dia berjanji tidak akan pernah kalah lagi. Tapi jika dipikir, baru kali ini Minho kalah. Putri Shinhye secara terang-terangan berani mencari masalah dengannya, menentang harga diri Minho.
"Sudahlah, sekarang aku mempunyai sesuatu yang lebih penting," ucap Hwarang Choi Minho. Hwarang Minho memberi tahu Hwarang Hyungsik untuk mereka diskusikan misi rahasia pencarian warisan tujuh pedang Silla. Hwarang Minho sudah memutuskan untuk membawa sahabat baiknya, Hwarang Park Hyungsik. "Kita juga harus bersiap. Putri 3P itu aku yakini akan datang untuk merecoki kita,"
"Bersabarlah Choi. Bukan-nya dulu kau yang bilang. Jika dia akan sangat menarik untuk kau dapat_"
"Sudahlah lupakan!" Ucap jengkel Hwarang Minho. "Kita harus membawa satu orang lagi. Kau pikir siapa yang harus kita bawa?" Tanya Hwarang Minho.
"Tenang saja. Aku tahu siapa orangnya." ucap Hwarang Hyungsik. "Apa kau setuju jika kusarankan membawa Baekhyun?" Tanya Hwarang Hyungsik. Terlihat Hwarang Minho mulai memikirkannya.
Hwarang senior muda Byun Baek Hyun adalah Hwarang peralihan dari Kerajaan Joseon, saudara sepupu dari Wonsanghwa Hwarang Park Hyungsik. Anak dari Menteri Perdagangan Byun Baekgil. Hyungsik merasa saudaranya yang masih sangat muda itu akan sangat berguna dan dapat mereka percaya.
.
.
.
.
.
.
.
-Markas Hwarang Senior Muda Kerajaan Jimsil-
-Kubu Para Hwarang-
"Ayolah Kim Taehyung. Kau harus membantuku... Aku tidak bisa melakukannya seorang diri mencari warisan tujuh pedang kakek moyangku." Pinta Putri Shinhye. Putri Shinhye menceritakan semuanya pada Kim Taehyung untuk ia ajak Taehyung dalam petualangan sebagai pengawal pribadi Putri Shinhye.
"Tapi Putri. Ini tugas ilegal. Aku tidak bisa melawan perintah Yang Mulia Raja Minsoo." Sejak tadi lawan Kim Taehyung.
"Aku sudah bilang. Ayah-ku tahu aku akan mencari warisan. Jadi itu tidak ilegal!"
"Tetap saja. Raja Minsoo tidak memberimu izin."
"Aku tidak peduli. Aku harus mewujudkan impianku, jadi kau harus membantuku. Ini perintah Taehyung!!!"
Taehyung meremas rambutnya pusing. Setelah diangkat menjadi pengawal pribadi serasa tidak ada yang beres dari hidupnya. "Kau akan membuatku dalam masalah Putri."
"Aku berjanji!... Hanya aku yang akan bertanggung jawab jika terjadi apapun" 'Selalu itu!' Pikir Taehyung. "Aku janji Taehyung, jadi kau harus membantuku. Kumohon Taehyung. Apa kau tega membiarkanku pergi seorang diri?" Tanya Putri Shinhye.
"Ya ampun. Dari semua Hwarang kenapa kau harus memilihku?!" Heran Hwarang muda Kim Taehyung.
"Kau tidak bangga? Aku telah memilihmu. Aku tidak sembarangan memilih orang. Asal kau tahu, aku memilihmu berdasarkan dorongan hati, dorongan keyakinan. Aku sangat yakin kau adalah orang yang bisa kupercaya. Jadi kumohon Kim Taehyung, eoh? Hanya kau...."
Hwarang muda itu diam tak bergeming mendengar penuturan dan perkataan permohonan Putri Shinhye. "Taehyung-ya" Putri Shinhye memegang lengan Kim Taehyung dan mengedipkan matanya, merasa sudah putus asa. "Kumohon." Pinta Putri Shinhye.
Masih saja tidak ada jawaban.
"Kumohon Taehyung-ya... ya.. ya.. ya. Taehyung!"
"Baiklah....!!!" ucap Frustasi Kim Taehyung pada akhirnya.
"Aku sangat yakin kau akan membantuku!" Jerit senang Putri Shinhye. "Kau adalah pangeran kuda putihku. *Gumawo (*Terima kasih) Taehyung." Senang Putri Shinhye, berteriak meloncat dan mencubit pipi Hwarang muda Kim Taehyung dihadapannya. "Baiklah.. Besok pagi kita bergegas! Kalau aku menemukan warisan tujuh pedang. Aku akan membagimu tiga puluh persen. Tenang saja!" Terlihat antusias Putri Shinhye.
"Sekarang aku sudah lega, aku harus bergegas!" ucap kembali Putri Shinhye dengan senyuman yang tidak lepas dari wajah cantik Sang Putri.
"Baiklah... Hati-hati Putri Shinhye," mulai melembut suara Kim Taehyung.
Putri Shinhye menganggukan kepala. Dengan cepat Sang Putri berlari pergi meloncati benteng Markas Hwarang senior muda Kerajaan Silla. Kim Taehyung hanya memandangnya. Bagaimanapun dirinya tidak akan bisa menolak permintaan Sang Putri. Putri Shinhye terlalu gigih. Taehyung tidak tahu apa yang akan terjadi pada hidupnya. Hanya takdir yang akan menjawab.
.
.
.
.
.
~$~
-Pusat Belajar Para Putri Silla, Balai Istana-
Terlihat para Putri sedang membuat karangan bunga.
Bunga-bunga terangkai dengan sangat cantik. "Putri Shinhye, anda baik2 saja?" Tanya Dayang Im yang sejak tadi memperhatikan Putri Shinhye dari jauh.
"Kau kenapa Shinnie?" Tanya Putri Seohyun, saudara kembar Sang Putri.
"Aku tidak tahu. Sepertinya aku kelelahan Seeyoon," ucap lemas mendrama-tisir Putri Shinhye.
"Beristirahat saja Shinnie jangan dipaksakan." Pinta Putri Yoona. Para Putri lain menyetujui saran Putri Yoona melihat wajah Putri Shin-hye yang terlihat pucat memakai riasan bedak.
"Eoh, terima Kasih Yoona *Eonii." (*Kakak).
"Kau harus mendapat akupuntur agar kau lebih segar," ucap Putri Sooyoung. Seumur hidupnya, Putri Shinhye tidak akan mau untuk menusukan jarum-jarum pada tubuh.
"Aku tidak sakit parah. Aku hanya kelelahan. Dan aku sepertinya hanya butuh istirahat dalam beberapa hari." Ucap lemas Putri Shinhye. "Aku harus kembali bersinar saat Putra Mahkota Kerajaan Joseon tiba. Bukankah begitu?" Tanya Putri Shinhye. Karena Kerajaan Joseon memutuskan untuk mendatangi Silla setelah mereka melakukan perjalanan dari Kerajaan Gugoryeo, mencari pendamping bagi Putra Mahkota.
"Dayang Im. Tolong panggilkan para Dayang muda untuk mengantar Shinhye ke kamarnya." Pinta Putri Hyeyeon. Membuat Dayang Im segera melaksanakan perintah Putri Hyeyeon. Para Putri terlihat khawatir melihat Shinhye yang menelungkup-kan wajah di atas meja.
"Apa benar kau tidak memerlukan Tabib Shinnie?" Tanya khawatir Putri Yuri.
"Tidak Yuri Eonni. Terima kasih. Aku hanya ingin tidur untuk beberapa hari." Jawab Putri Shinhye, membuat para Putri mengerti. Jika sakit Putri Shinhye sedikit sulit di obati. Putri Shinhye sulit untuk minum ramuan obat dan tidak mau melakukan akupuntur. Hanya pemilihan makanan sehat yang baik dan istirahat yang cukup hanya bisa disarankan Tabib Istana.
.
.
.
.
.
~$~
Ayam mulai berkokok, matahari mulai memancarkan cahayanya di Upuk Timur. Dengan baju Hwarang yang ia kenakan. Putri Shinhye menyelinap masuk ke Resimen Markas Hwarang Muda Kerajaan Silla untuk mengetuk pintu kamar seorang pria.
"Taehyung... Taehyung-ah. Kim Taehyung." Pelan Putri Shinhye tak berhenti mengetuk dikediaman Hwarang Kim Taehyung. Untuk mengajak Sang Hwarang pergi.
Hwarang Taehyung membuka pintu kamarnya, terlihat sudah siap berkemas. "Bagaimana Putri bisa datang kemari?" Heran Kim Taehyung, melihat Putri Shinhye diluar pintu kamar kediaman Sang Hwarang. Walau sedikit kaget, Taehyung memaklumi ketidaksabaran Putri Shinhye hingga menyusulnya kemari. Taehyung bisa melihat semangat yang dipancarkan mata Putri Shinhye yang tersenyum dengan amat cantik bercampur manis menggunakan baju Hwarang Silla. Membuat Hwarang Kim Taehyung harus memoleskan sedikit pesona jantan pada Putri Shinhye sebelum mereka benar-benar pergi.
"Bagaimana Putri bisa mendapatkan baju Hwarang?" Tanya Kim Taehyung pada Putri Shinhye ditengah perjalanan.
"Tidak ada waktu. Aku akan menceritakannya nanti padamu." Ucap Putri Shinhye karena mereka harus berjalan cepat agar tak terlambat. "Berjalanlah didekatku Taehyung. Nanti orang-orang bisa curiga," perintah Putri Shinhye melihat Hwarang Kim Taehyung hanya mengikuti dari belakang.
"Baiklah Putri." Membuat Taehyung harus menjajarkan langkahnya bersama Tuan Putri Park Shinhye untuk menjalankan petualangan mereka.
"Dia tidak akan datang." Ucap Hwarang Hyungsik sambil memperbaiki tali perahu di Selat Tenggara Silla.
"Aku tidak yakin.... Lihatlah!" Ucap Hwarang Minho, membuat Hwarang Hyungsik juga Hwarang Byun Baekhyun yang sedang menyiapkan tali perahu layar melihat ke arah pandang Hwarang Minho. Menatap dua orang yang sedang mengatur langkah berjalan ke-arah mereka.