Arabelle sedang menunggu kakaknya bima di halte depan sekolahnya. Satu jam ia menunggu,hingga sebuah pesan masuk ke hp nya bahwa Bima tak bisa datang. Bima berkata bahwa arabelle akan dijemput mika. Arabelle hanya berharap semoga kakaknya cepat tiba karena suasana halte itu sangat lengang,arabelle sangat ketakutan dengan suasana baru dan tempat baru yang ditemuinya itu.
Disaat sedang menunggu,tiba-tiba terdengar suara gemuruh orang-orang berlari menuju ke arahnya. Arabelle menoleh ke arah suara yang mengganggu telinga nya itu. Ia terpana melihat segerombolan siswa yang berbeda seragam dengannya sambil membawa tongkat,bilah kayu dan kantong plastik hitam. Arabelle tidak dapat melihat wajah siswa tersebut karena mereka memakai helm full face semua,kemungkinan untuk menghindari cedera saat terjadi bentrok.
Arabelle terpaku dengan pemandangan di depannya,kakinya bergetar hebat sangat susah buat melangkahkan kakinya. Arabelle sangat ketakutan semua tubuhnya bergetar. ia terus mengingau nama kakaknya agar segera tiba. Hp nya sudah kehabisan baterai akibat dipakainya buat main game sembari menunggu. Ia sungguh merasa kehidupan tidak pernah baik padanya.
Arabelle bergetar hebat ketika seorang pria menghampirinya. Napas dan darahnya seketika berhenti,ia memejamkan matanya meramalkan beberapa doa seolah pasrah apa yang akan terjadi. Tiba-tiba pria itu menarik tangan arabelle, mengajak arabelle berlari menjauh dari kumpulan-kumpulan tersebut.
Mereka berhenti tepat disebuah minimarket di ujung sekolahnya. Napas keduanya nampak tersengal-sengal karena berlari "kamu tunggu disini! jangan mendekat kesana! mengerti!" ucap pria tersebut kemudian kembali berlari kearah kerumunan.
Berbagai pikiran negatif mengganggu arabelle,kenapa pria tadi menyelamatkannya padahal pria tersebut ikut dalam perkumpulan itu juga bahkan seragam nya terlihat sama? arabelle menunggu pertolongan Tuhan saat ini,mau pulang dia tidak tau alamat rumahnya. Mau minta bantuan orang,belum tentu orang yang di temuinya mau menolongnya. kalau orang tersebut berniat jahat bagaimana?
* * *
Mika saat ini sedang berada dibengkel,ban mobilnya tiba-tiba saja tertancap paku. Padahal ia harus menjemput arabelle pulang sekolah. Mika sangat mengutuk dirinya sendiri saat mendapati hp arabelle tidak aktif. Mika juga menelpon adelio berulang kali tapi tidak ada jawaban. Ia menelpon para maid dirumahnya untuk mengantarkan mobil padanya,tapi maid tersebut belum juga tiba.
Mika bergerak gelisah ia sangat khawatir dengan keadaan arabelle,bisanya-bisanya juga para saudaranya menelantarkan adik perempuan mereka seperti itu. Ia menahan emosi sebisa dia,sesekali ia malenarik napas kemudian membuangnya untuk menghilangkan kekhawatirannya pada arabelle.
Beberapa saat kemudian mobil yang diminta mika datang,dengan langkah cepat ia memasuki mobil dan menyuruh maid nya menunggu mobil nya yang dibengkel. Mika menginjak pedal gas dengan sangat cepat,ia tak peduli dengan beberapa pengendara yang meneriakinya.
Diperjalanan adelio menelpon mika,mika berteriak-teriak pada adelio saking emosinya dia saat ini. Sesampainya ia dihalte depan sekolah,mika tak menemukan siapapun disana. Mika mencoba masuk kedalam sekolah saat itu juga adelio terlihat keluar dari sekolah. Adelio menghampiri mika,begitu juga mika menghampiri adelio.
"dimana arabelle?,kalian membiarkannya sendiri seperti itu." rahang Miko mengeras menarik kerah baju adelio. Kalau saja adelio bukan adeknya sudah pasti pukulan akan menancap di pipi adelio.
"kak Bima tadi bilang akan menjemputnya."
"kak Bima sedang bertemu klien penting." mika melepaskan tangannya dari kerah adelio.
"apa sepenting itu sehingga membiarkan arabelle sendirian? ha...." sekarang adelio yang tersulut emosi. Ia tak menyangka akan sikap kakak-kakaknya.
"sudahlah,sekarang kita cari dia!" sarkas mika
Adelio dan mika menaiki mobilnya masing-masing berusaha mencari arabelle. Mobil Keduanya terhenti saat anak-anak SMA dari sekolah Garuda tawuran dengan beberapa anak jalanan. Mika yang tahu sang adik menunggu dihalte tadi,mencoba untuk tetap tenang. pikirannya melayang-layang melihat para pemuda dan anak SMA itu tawuran. Akan tetapi mereka tidak menemukan arabelle disana. Mika membanting setirnya beberapa kali. Ia merasa menjadi seorang pengecut yang tak bisa menjaga seorang wanita terlebih itu adiknya sendiri.
Disatu sisi adelio terus melihat jalanan kiri dan kanan berharap menemukan arabelle secepatnya. Adelio mengucapkan doa beberapa kali berharap sang adik baik-baik saja. Matanya berkaca-kaca ingin menangis apalagi setelah melihat anak SMA Garuda yang tawuran. Terkadang ia berhenti dan bertanya kepada para pejalan kaki,berharap mereka melihat arabelle. Tapi semua hasilnya nihil,adelio mengerang keras dan meneriakkan nama arabelle. "dimana sayang? kamu dimana? kakak mencarimu. ayolah my Queen my princess kamu dimana." Air matanya setetes jatuh memikirkan arabelle.