Chereads / Polygonal Love / Chapter 4 - Rahasia Pangeran William

Chapter 4 - Rahasia Pangeran William

"Wanita ini, sepertinya cukup bergairah."

Aku tersenyum padanya namun sebenarnya aku gugup tingkat tuhan.

"Aku suka yang seperti ini."

♥️♥️♥️♥️

Sepertinya ia tidak menyukaiku bersikap seperti ini, dari raut mukanya itu sudah terlihat, tapi banyak laki laki yang raut wajah tak sesuai pikirannya.

"Apa yang harus aku perbuat agar aku tetap terlihat tenang saat dia menggodaku?"

"Ya, aku akan berpura pura tak menyukainya disini, hanya disini, esok hari....."

"Aku akan mengajak nya makan siang."

"Hei, Mengapa wajahmu cemberut?, kau tak suka?"

"Tidak, tidak apa apa, tapi tolong jangan belai aku terus menerus, aku tidak nyaman, maaf."

"Oh, maaf sepertinya saya terlalu lancang, bagaimana kalau....."

"Aku merangkul tanganmu saja."

Sambil menarik lengan pangeran itu, aku meminta izin."

"Hahahaha, lihatlah anak anak kita, begitu bertemu langsung cocok, dan sangat serasi sebagai pasangan."

"Nah, kalau serasi, kapankah kita bisa melangsungkan pernikahan mereka, raja Dannielle?"

"Ibu aku belum siap."

"Kenapa anak ibu yang tampan ini belum siap? jelas jelas kau sangat merespon godaan Candrice."

"A...aku hanya tidak nyaman, karena itu aku merespon."

Aku yang mendengar kata kata William, terdiam seketika, berarti dari tadi aku hanya agresif sendiri dan, dan dia...., biasa saja.

MEMALUKAN!

"Kalau tidak ada urusan lagi, saya, William Fredric, mau pamit kembali ke ruangan saya, terima kasih."

"Eh, nak, tunggu."

"Biarkan dia, Ratu."

"Maaf, Raja Dannielle Wallen dan Ratu Sarrah Wallen, atas kelakuan anak saya."

"Ah, tidak apa apa raja Or'lando Fredric, sepertinya anakmu tak tertarik dengan putri kami."

"Maafkan kami, kita jadi tak bisa berbesan."

"Tak apa apa, yang penting kita tetap teman."

Kami pun keluar meninggalkan istana Fredric.

Kami kembali ke istana kami, dan beristirahat.

Saat itu sudah pukul 5 sore,....

"Memalukan sekali, aku terlalu sibuk memikirkan tuntutan orang tuaku untuk menggodanya sehingga, dia jadi tak suka padaku."

Aku sedang berada di kamarku, memikirkan segala kebodohan yang kulakukan tadi.

"Tapi, untuk apa aku khawatir? Hahahaha, ya sudah kalau dia tak suka, tapi aku harap mereka keluarga baik baik, dan tak membocorkan sifat ku ke kerajaan lain, malu dong aku."

^Tok...tok...tok^

"Tuan putri, Anda dipanggil raja."

"Oh, baiklah."

"Anda ditunggu di Ruang tamu kerajaan."

"Baik."

Aku segera keluar kamar dan menuruni tangga menuju ruang tamu.

"Ada apa ayah?"

"Nak, kau baik baik saja kan?"

"Iya ayah kenapa, memangnya, ayah sendiri yang menyuruhku tenang saja saat ia menolakku, jadi buat apabaku khawatir."

"Ah, iya, kamu....., kamu.."

"Apa yang ingin ayah katakan?"

"Begini, setelah semua yang terjadi tadi, ayah ingin mencarikan mu jodoh lagi, kau mau?"

"Aduh ayah, untuk per...."

Aku tak ingin melanjutkan omonganku, karena ini termasuk memberontak.

"Kenapa nak, untuk apa?"

"Mmm, tak ada yah, baiklah kalau ayah ingin mencarikan ku jodoh lagi."

"Nak, kalau kau tidak nyaman kau harus katakan, dan jika ada yang mengejarmu kau harus mengatakannya pada ayah, paham!"

"Iya ayah aku paham, sangat"

Walau aku paham, tapi sebenarnya aku agak keberatan dengan itu.

Waktu makan malam....

"Nak, besok kita mengunjungi istana Louvainla' Victor, kali ini kita akan menjodohkan mu dengan pangeran Raymond Louvain, teman masa kecilmu, pasti kau akan menyukainya."

"Temanku, baiklah yah."

Esok harinya.....

^Brumm^

^Tok tok tok^

"Selamat datang di kerajaan Wallen."

"Saya, Willian Fredric, dari kerajaan Fredric, ingin bertemu putri Candrice Wallen, apakah ada?"

"Sebentar dulu, harap tunggu."

Tak lama kemudian, raja dan ratu kerajaan Wallen turun.

"Eh, pangeran William, ada perlu apa kesini."

"Maaf yang mulia, saya ingin mengajak putri anda untuk makan siang."

"Oh ya, bukankah kemarin kau tak menyukainya?"

"Kemarin, saya memiliki banyak pikiran yang mulia, setelah saya pikir ulang, putri anda terlihat sangat menarik bagi saya."

"Oh, kalau begitu dimana makan siang nya."

Tiba tiba putri Candrice Wallen turun.

"Di istana Fredric."

"Apa? Kenapa kau datang lagi, pangeran Pirang?"

"Begini nona Candrice, saya ingin mengajak anda makan siang di istana saya, anda berkenan?"

"Mmmm, apa yang kau katakan, kemarin kau tak...men...menyukaiku."

"Sudah berubah."

"Nak, kau ikutlah dengannya."

"Ta...tapi yah, kunjungan ke kerajaan Louvainla'Victor, bagaimana dengan itu."

"Akan kubatalkan, tidak apa apa."

"Ayah, ayah sudah memberitahu keluarga mereka bahwa kita akan mengunjunginya, kita jadi tidak enak hati yah"

"Mau bagaimana lagi, ada urusan mendadak."

" William, kau boleh mengajak putriku, silahkan."

"Terima kasih yang mulia raja."

"Ak...aku tak mau."

Pangeran William melirik ke ayah dan ayahku mengedipkan mata, astaga ayah....

Dan...

Hup....

Aku terkejut dia menggendongku seenaknya.

"Hei lepaskan aku , cepat."

"Ayahmu sudah mengizinkannya, putri Candrice."

Dan aku pun dibawa oleh pangeran William ke kerajaan Fredric.

Di perjalanan,

"Hei, kau tolong turunkan aku di sini."

"Kenapa, kau tak suka bersamaku?"

"Mmmmm, aku tak bisa menjawabnya."

"Ya sudah, tetaplah duduk manis hingga kita sampai di istana."

"Kenapa kau sekarang berubah pikiran?"

"Aku tak berubah pikiran, sikapmu itu, Ah, aku suka sekali."

"Benarkah?"

"Iya, karena itu aku mengajakmu."

"Kau, memangnya tak punya kekasih?"

"Mmmm, aku?"

"Ya kau, siapa lagi yang kutanya?"

"Ada."

"Ada?! Gawat, harusnya kau turunkan aku dari mobil ini cepat....!, nanti aku dicap perebut."

"Hei aku hanya bercanda....."

"Kau!"

Mereka melanjutkan perjalanan,

Sesampainya,

di Istana Fredric

Kenapa seperti ada pesta pernikahan?

"Kenapa...kenapa ada seperti itu"

Aku panik dalam hati.

~Bersambung~